Jumat 31 May 2019 14:16 WIB

Mengenal Saybie, Bayi Terkecil di Dunia

Saybie si bayi terkecil sudah boleh pulang ke rumah setelah lima bulan dirawat di RS.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Bayi baru lahir.
Foto: Pexels
Bayi baru lahir.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Dengan bobot hanya 245 gram, Saybie--nama samaran yang diberikan oleh tim medis--menjadi bayi terkecil di dunia yang pernah selamat dari kelahiran prematur. Sharp HealthCare mengumumkan, bayi perempuan itu dilahirkan melalui operasi caesar di usia 23 minggu kehamilan pada bulan Desember 2018, tepat setelah ibunya menderita pre-eklampsia, kondisi yang mengancam jiwa yang menyebabkan tekanan darah sangat tinggi.

Seorang pakar neonatologi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sharp Mary Birch California, Dr Paul Wozniak menuturkan, tim medis harus memastikan Saybie yang teramat mungil memiliki kemampuan untuk bernapas. Bayi prematur biasanya memiliki paru-paru yang kurang berkembang sehingga penempatan tabung pernapasan ekstra kecil sangat penting. Syukurnya, pada kasus Saybie, tabung bisa masuk pada percobaan pertama.

“Kadang-kadang, intubasi untuk saluran udara yang kecil gagal total hingga berkontribusi pada tingkat kematian yang sangat tinggi di antara mereka yang lahir terlalu dini,” kata Wozniak, dilansir The San Diego Union Tribune, Kamis (30/5).

Memiliki tabung pernapasan dengan cepat, menurut Wozniak, memungkinkan pengiriman surfaktan dengan cepat. Bahan kimia itu mencegah kantung udara yang padat di paru-paru bayi prematur saling menempel.

Penggunaan bahan kimia ini secara luas diyakini bisa mengurangi jumlah gangguan pernapasan pada bayi prematur secara signifikan, terutama pada kasus bayi mikro prematur yang lahir sebelum 28 minggu.

Sebagai rumah sakit bersalin terbesar di Kalifornia, Mary Birch terbiasa menangani bayi prematur dan banyak yang lahir dengan ukuran sangat kecil. Tapi, ukuran Saybie, dia baru sembilan 22,8 cm saat lahir, membutuhkan penyesuaian untuk unit perawatan intensif neonatal tingkat tiga di rumah sakit. Manset tekanan darah khusus diperlukan untuk memantaunya.

"Tempat tidur kami tidak dapat menimbang apa pun yang kurang dari 300 gram, jadi kami harus membawanya keluar dan menimbangnya dalam timbangan jadul," kata Wozniak.

Siapa pun yang memiliki bayi prematur di unit perawatan intensif neonatal tahu bahwa setiap gram kenaikan berat badan adalah penting. Saybie membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk mencapai batas satu pon dan sedikit lebih lama sebelum tabung pernapasannya bisa dilepas. Pada awalnya, dia hanya menerima satu mililiter ASI melalui selang makanannya.

Bayi prematur juga lebih rentan terhadap infeksi daripada bayi normal pada umumnya. Karena bayi prematur lebih sedikit menerima suplai darah ibu selama di dalam kandungan, sehingga lebih sedikit kesempatan bayi prematur untuk menerima antibodi pelindung yang beredar dalam darah ibu.

"Beberapa bayi prematur yang lahir di di sini perlu waktu sembilan bulan hingga satu tahun untuk bisa pulang. Bagi saya, luar biasa Saybie tidak pulang dengan oksigen, karena sebagian besar bayi sekecil dia masih perlu selang untuk makan," jelas Wozniak.

Ketika Mary Birch mengirimnya pulang awal bulan ini, Saybie yang berusia lima bulan sudah memiliki bobot 2,4 kg. Beratnya naik 10 kali lipat dengan bantuan staf neonatal Sharp. Tingginya Saybie disebut telah mencapai 40 cm, bertambah hampir dua kali lipat panjang lahirnya, mencapai 40 cm.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement