REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat dalam masa kehamilan, tentunya ada asupan yang perlu dijaga oleh ibu hamil alias bumil. Tidak sedikit makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari bumil guna mengurangi risiko masalah kesehatan janin yang dikandung. Salah satu minuman yang mungkin membuat ragu para bumil adalah kafein dalam kopi.
Padahal, boleh jadi kopi menjadi minuman favorit para perempuan kebanyakan. Dilansir laman Women's Health Magazine, kafein dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, menurut penasihat Kesehatan Wanita Jessica Shepherd. Dokter spesialis kandungan yang juga pendiri Her Viewpoint ini mengatakan kafein bisa dikatakan aman bagi yang tidak hamil dan sehat secara keseluruhan.
Buat bumil, tekanan darah tinggi dan risiko berat badan lahir rendah, bahkan dikaitkan dengan persalinan dini adalah beberapa risiko mengonsumsi kafein. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kafein juga dapat melewati penghalang plasenta yang merupakan organ pemberi oksigen dan nutrisi pada bayi.
"Lebih sulit lagi bagi janin yang kecil untuk memetabolisme stimulan," kata Amanda Baker Lemein, seorang ahli diet yang berbasis di Chicago.
Kafein juga bersifat diuretik. Kafein dapat membuat bumil sering buang air kecil dan pada gilirannya dapat menimbulkan dehidrasi. Tetapi di samping itu, banyak juga para ahli menyatakan bahwa jumlah konsumsi adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan. Kafein tidak serta merta berbahaya, melainkan perlu diperhatikan porsinya.
Berdasar penelitian tentang konsumsi kafein dan kehamilan, segala sesuatunya menjadi lebih berisiko jika konsumsi kafein semakin banyak. Ada banyak penelitian yang saling bertentangan. Tetapi konsensus ilmiah umum menyatakan konsumsi lebih dari 300 miligram kafein setiap hari dapat meningkatkan risiko kehilangan kehamilan dan memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) misalnya, menyimpulkan efek fisiologis dari kafein pada bayi. "Ada pertanyaan tentang pembatasan pertumbuhan pada janin dengan banyak kafein, tetapi sangat sedikit data," jelas Mary Jane Minkin, profesor klinis kebidanan, ginekologi, ilmu reproduksi di Yale University.
Porsi kopi sedang kemungkinan masih aman untuk perempuan hamil. Contohnya yaitu sekitar delapan ons per hari, di mana ukuran ini umumnya mengandung kurang dari 200 miligram kafein.
Rekomendasi ini juga didukung oleh American College of Obstetricians and Gynaecologists (ACOG). Organisasi itu mengatakan bahwa kurang dari 200 miligram kafein per hari tampaknya tidak menjadi faktor yang perlu dikhawatirkan kaitannya dengan keguguran atau kelahiran prematur.
Organisasi kesehatan terkenal lainnya menawarkan rekomendasi yang berbeda. WHO menyarankan perempuan hamil harus minum kurang dari 300 miligram sehari.
Kafein bisa ada dalam bentuk makanan maupun minuman. Selain dalam kopi, kafein juga terkandung dalam teh (48 miligram per cangkir), cokelat (30 miligram per batang cokelat hitam), dan soda (37 miligram dalam botol 12 ons).
Ini berarti bumil perlu memperhatikan asupan kafein secara keseluruhan dengan menambahkan apa yang dikonsumsi secara total dari semua minuman dan makanan ringan berkafein. Tetapi tentu saja konsultasi terhadap tenaga medis terlebih dulu mengenai kesehatan juga sangat penting jika diperlukan.
Saran medis untuk tetap menjaga kesehatan bumil maupun janin bisa dengan memprioritaskan tidur dan makan secara bergizi. Meskipun kopi adalah stimulan dan karenanya membantu tetap terjaga, satu-satunya cara nyata untuk benar-benar meningkatkan energi adalah melalui diet seimbang dan pola tidur yang tepat.
Makanlah sepanjang hari dan nikmati makanan penambah energi, seperti oatmeal dan stroberi, selai kacang dan pisang, atau irisan hummus dan mentimun tanpa membuat kenyang. Makan berlebihan juga bisa membuat lelah, baik saat hamil atau tidak.
Tidak lupa, minumlah banyak air putih dan berolahraga dengan tetap ikuti latihan yang sesuai untuk perempuan hamil dan berdasar anjuran resep dokter. Kedua faktor itu akan membantu meningkatkan tingkat energi yang dibutuhkan semua bumil.