Ahad 30 Jun 2019 10:28 WIB

Banyak Duduk di Rumah Lebih Berbahaya Dibandingkan di Kantor

Peneliti menemukan banyak bersantai duduk di rumah berbahaya bagi kesehatan jantung

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Terlalu banyak duduk dan kurang bergerak memicu munculnya berbagai penyakit bahkan hingga kematian.
Foto: flickr
Terlalu banyak duduk dan kurang bergerak memicu munculnya berbagai penyakit bahkan hingga kematian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gaya hidup yang tidak banyak bergerak, membuat seseorang banyak duduk dalam waktu lama dan jarang berolahraga. Hal itu berdampak buruk bagi kesehatan secara umum, khususnya pada kesehatan jantung.

Dalam sebuah studi, para peneliti dari Sekolah Tinggi Dokter dan Ahli Bedah Vegelos di Universitas Columbia, New York City, NY menemukan ada perbedaan antara pekerjaan duduk (duduk di tempat kerja) dan waktu luang duduk (duduk di rumah, menonton televisi). Para peneliti menemukan seseorang yang duduk di sofa, menonton TV di rumah jauh lebih mungkin meningkatkan risiko masalah jantung, daripada waktu yang dihabiskan duduk di tempat kerja. “Temuan kami menunjukkan bagaimana anda menghabiskan waktu di luar pekerjaan mungkin lebih penting dalam hal kesehatan jantung,” kata penulis studi, Keith Diaz dilansir di Medical News Today, Sabtu (29/6).

Solusi untuk masalah itu, yakni dengan menghabiskan waktu tidak hanya aktif, tetapi harus sangat aktif. Jika anda memilki pekerjaan yang mengharuskan anda duduk dalam waktu lama, maka gantilah waktu tersebut dengan berolahraga berat saat di rumah. Hal itu dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan kematian.

Diaz dan tim menganalisis data untuk 3.592 peserta yang terdaftar dalam Jackson Heart Study, yakni sebuah studi berbasis komunitas yang berfokus pada penyebab penyakit kardiovaskular, ginjal, dan pernapasan di kalangan orang Afrika-Amerika.

Semua peserta tinggal di Jackson, MS, dan data kesehatan dan gaya hidup yang tersedia tentang mereka mencakup periode 8,5 tahun. Informasi tersebut juga mencakup berapa banyak waktu yang dihabiskan para peserta untuk duduk di tempat kerja, waktu menonton TV, dan berolahraga di waktu luang.

Diaz dan tim menemukan bahwa orang yang melaporkan duduk dan menonton TV selama empat jam atau lebih setiap hari, memiliki risiko 50 persen lebih tinggi mengalami masalah kardiovaskular dan kematian dini dibandingkan orang yang duduk di depan televisi selama dua jam atau kurang per hari. Peningkatan risiko yang sama tidak berlaku ketika jam duduk terjadi di tempat kerja. Artinya, peserta yang duduk untuk waktu yang lama di kantor tidak memiliki risiko kardiovaskular yang lebih tinggi daripada mereka yang menghabiskan sedikit waktu duduk di tempat kerja.

Bagaimana memperbaikinya? Para peneliti menyarankan peserta mengganti waktu TV dengan olahraga dengan intensitas sedang hingga berat. Kegiatan itu dapat menangkal peningkatan risiko kardiovaskular. 

Bahkan, mereka mencatat orang yang duduk menonton TV selama empat jam atau lebih setiap hari, tetapi juga melakukan 150 menit atau lebih dari latihan per pekan, tidak memiliki risiko tinggi masalah kesehatan jantung atau kematian dini.

Tidak jelas mengapa duduk di waktu luang berpotensi lebih berbahaya daripada duduk di tempat kerja, tetapi para peneliti percaya duduk terus menerus dapat menjelaskan perbedaan tersebut. “Mungkin sebagian besar orang cenderung menonton televisi selama berjam-jam tanpa bergerak, sementara pekerja sering bangun dari meja mereka,” ujar Diaz.

Selain itu, kombinasi makan makanan besar, seperti makan malam dan duduk berjam-jam juga bisa sangat berbahaya. Meskipun penelitian itu menunjukkan waktu senggang saat duduk lebih tenang daripada pekerjaan terkait dengan risiko kesehatan, tetapi segala hal tanpa gerakan berpotensi bahaya untuk kesehatan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement