REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis mata dr Gitalisa Andayani SpM(K) menjelaskan, penyakit mata penyebabnya bermacam-macam. Berikut lima masalah mata yang jamak terjadi pada masyarakat Indonesia berikut cara mengatasinya:
Miopi
Ketika mengalami miopi, orang tidak mampu melihat dengan jelas benda dalam jarak jauh. Mereka masih bisa melihat benda terdekat dengan jelas. Tak heran jika kelainan refraksi mata ini disebut juga rabun jauh.
Miopi dapat terjadi pada orang dengan bola mata yang terlalu panjang atau memiliki kornea yang melengkung terlalu curam. Akibatnya, fokus tidak berada di dalam retina. Cahaya malah memasuki setiap bagian mata dan fokus berada di depan retina.
Itulah yang membuat benda jauh tampak buram. Untuk mengatasinya, penderita miopi memerlukan bantuan kacamata minus.
Hipermetropi
Hipermetropi merupakan kebalikan dari miopi. Mereka yang mengalaminya dapat melihat objek di kejauhan dengan jelas, tetapi yang ada di jarak dekat malah buram.
Kondisi ini terjadi akibat cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus ke retina, tapi meleset ke belakangnya. Hipermetropi disebabkan oleh bola mata yang terlalu pendek atau bentuk kornea maupun lensa mata yang tidak normal.
"Makanya harus dibantu kacamata plus," ujar dokter spesialis mata dr Gitalisa Andayani SpM(K) dalam media gathering Optik Tunggal 90th Anniversary di Jakarta, belum lama ini.
Silinder
Orang yang memiliki gangguan mata silinder penglihatannya kabur dan berbayang. Itu terjadi karena bentuk kornea atau lensa mata tidak cembung sempurna. Untuk mengatasinya, penderita memerlukan kacamata silindris yang bisa mempertajam penglihatannya.
Katarak
Katarak umumnya menyerang orang lanjut usia. Kondisi kekeruhan pada lensa mata ini masih menempati posisi terbesar penyebab kebutaan terbesar di Indonesia. Angkanya mencapai 78 persen.
Selain karena faktor usia, katarak juga mungkin dipicu oleh paparan sinar ultraviolet. Sejumlah penyakit, seperti diabetes dan hipertensi, juga dapat mempercepat munculnya katarak.
Bagaimana cara mengatasinya? Walaupun dibantu elektromagnet pun, lensa tidak bisa cerah kembali. Untuk itu, penderita katarak dianjurkan menjalani operasi katarak.
Glaukoma
Gangguan mata glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua di Indonesia. Berbeda dengan katarak, glaukoma bisa menyebabkan kebutaan permanen.
Glaukoma terjadi akibat kerusakan saraf mata hingga terjadi gangguan lapang pandang Penderitanya mengalami peningkatan tekanan bola mata karena adanya hambatan pengeluaran cairan bola mata. Glaukoma juga bisa muncul akibat gangguan suplai darah ke saraf mata dan adanya kelemahan saraf mata.
Alexander F Kurniawan selaku chairman Optik Tunggal menjelaskan, glaukoma merupakan penurunan fungsi mata yang lambat laun tidak bisa diperbaiki. Ia menyatakan, sudah seharusnya gangguan dan penyakit mata ditangani sesuai dengan kondisi dan penyebabnya.
"Apapun yang sudah rusak, tidak bisa diperbaiki. Yang bisa dilakukan adalah mengurangi kerusakan lanjutan. Kalau telat lakukan tindakan ujungnnya yang rugi penderita tersebut," ujar Alexander.
Sementara itu, Gita mengungkapkan bahwa Persatuan dokter mata Indonesia (Perdami) telah mengeluarkan surat yang mengimbau masyarakat agar jeli. Andaikan ada masalah mata, berkonsultasilah dengan profesional medis yang berkompeten untuk mendapatkan diagnosis berikut langkah untuk mengatasinya.
"Kalau tidak kompeten takutnya malah salah," kata Gita.
Penderita glaukoma, misalnya, tekanan bola mata mereka tinggi. Untuk mengatasinya, mereka memerlukan obat mata khusus.
"Jangan terlambat pengobatan hingga akhirnya mata keburu ada gangguan. Penglihatan menurun bahkan sampai kebutaan parah," ujarnya.