Sabtu 18 Jan 2020 06:45 WIB

Pneumonia Wuhan Merebak, Dokter Sarankan Jangan Panik

Dokter menyebutkan belum ada bukti penularan pneumonia Wuhan antarmanusia.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Warga menggunakan masker untuk menghindari penyebaran virus pneumonia di pusat kota Tokyo, Kamis (16/1). Dokter mengingatkan agar masyarakat tetap waspada, namun tak perlu panik menyikapi wabah pneumonia Wuhan.
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko
Warga menggunakan masker untuk menghindari penyebaran virus pneumonia di pusat kota Tokyo, Kamis (16/1). Dokter mengingatkan agar masyarakat tetap waspada, namun tak perlu panik menyikapi wabah pneumonia Wuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus pneumonia berat di Wuhan, Cina telah membuat masyarakat dunia khawatir, termasuk warga negara Indonesia. Dokter pun mengingatkan agar tetap waspada, namun tidak perlu panik.

"Sampai sekarang, WHO memastikan belum ada bukti penyakitnya menular antarmanusia," ujar Ketua Umum Pokja Infeksi PP Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr dr Erlina Burhan SpP(K), dalam Konferensi Pers Pneumonia Wuhan yang diselenggarakan oleh PDPI, Jumat (17/1).

Baca Juga

Erlina menjelaskan, menurut hasil pengkajian etiologi, pneumonia Wuhan  disebabkan oleh virus korona yang bermutasi. Virus korona pernah menimbulkan pandemi Severe Acute Respiratory Infection (SARS) pada tahun 2003.

"Sementara itu, Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) merilis jenis Betacoronavirus yang menjadi wabah di Wuhan, terdapat lima genom baru yang berbeda dari SARS-coronavirus dan MERS-coronavirus," kata Erlina.

Menurut Erlina, virus korona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan sampai berat. Virus ini bisa membuat orang mengalami common cold atau pilek dan penyakit yang serius, seperti MERS dan SARS.

Beberapa virus korona diketahui bereda diperedaran darah hewan. Erlina menjelaskan, orang-orang yang dirawat di Wuhan sebagian besar bekerja di pasar ikan yang juga menjual unggas.

"Apakah virusnya berasal dari ikan atau unggas, itu masih diteliti," ujar Erlina.

Erlina mengatakan, masyarakat Indonesia perlu waspada. Sebab, kasus pneumonia berat itu ditemukan juga di luar Cina menyusul mobilisasi orang dari Wuhan ke beberapa negara lain, seperti Hongkong, Taiwan Thailand, Jepang, Singapura, dan Korea.

"Karena memang ada mobilisasi orang, bahkan ada pesawat Wuhan ke Bali. Mudah-mudahan sekarang jangan sampai ke Indonesia. Tetap waspada," ujarnya.

Erlina menyambut baik usaha pemerintah untuk menerapkan pendeteksian suhu tubuh di bandara dan pelabuhan. Pendatang yang mengalami demam harus dicermati lebih lanjut..

"Perlu elaborasi dari petugas kesehatan di bandara. Apakah ada batuk atau kesulitan bernapas? Dan perlu ditanya apakah orang tersebut datang dari Wuhan atau tidak," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement