Senin 27 Jan 2020 05:03 WIB

Ini yang Terjadi Saat Memoles Tabir Surya ke Kulit

Tabir surya disebut mengandung enam bahan kimia.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nora Azizah
 Sebuah studi baru dari Food and Drug Administration (FDA) mengungkapkan beberapa bahan kimia yang biasa digunakan dalam tabir surya dapat diserap ke dalam aliran darah pada tingkat yang melampaui ambang batas keamanan, bahkan setelah satu kali aplikasi (Foto: ilustrasi krim tabir surya)
Foto: Pixabay
Sebuah studi baru dari Food and Drug Administration (FDA) mengungkapkan beberapa bahan kimia yang biasa digunakan dalam tabir surya dapat diserap ke dalam aliran darah pada tingkat yang melampaui ambang batas keamanan, bahkan setelah satu kali aplikasi (Foto: ilustrasi krim tabir surya)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru dari Food and Drug Administration (FDA) mengungkapkan beberapa bahan kimia yang biasa digunakan dalam tabir surya dapat diserap ke dalam aliran darah pada tingkat yang melampaui ambang batas keamanan, bahkan setelah satu kali aplikasi. Peneliti meneliti 48 pria dan wanita sehat yang memakai tabir surya dalam berbagai bentuk losion dan semprot.

Tabir surya tersebut mengandung enam bahan kimia, yaitu vobenzone, oxybenzone, octocrylene, homosalate, octisalate, dan octinoxate, selama empat hari. Peserta diminta mengaplikasikan tabir surya 75 perse dari tubuh mereka pada hari pertama. Seterusnya mereka diminta untuk menggunakan jumlah tabir surya yang sama pada empat waktu yang berbeda sepanjang hari setiap dua jam.

Baca Juga

Setelah aplikasi tabir surya awal, konsentrasi enam bahan kimia meningkat dalam aliran darah setiap hari diterapkan dan tetap di atas tingkat keamanan yang diamanatkan FDA pada hari ke tujuh. Kadar bahan-bahan homosalate dan oxybenzone masih di atas ambang batas aman pada hari ke-21.

Temuan ini mendukung studi percontohan yang dilakukan oleh FDA tahun lalu yang menemukan empat bahan kimia tabir surya populer (avobenzone, oxybenzone, octocrylene, dan ecamsule) mudah diserap ke dalam kulit dan masuk ke aliran darah setelah satu hari penggunaan.

Sementara itu hasil tersebut masih memerlukan penelitian tambahan untuk menentukan signifikansi klinis. Para penulis juga menekankan temuan ini tidak menunjukkan individu harus menahan diri dari penggunaan tabir surya.

Seperti yang dilansir dari Prevention, Senin (27/1), temuan terbaru FDA ini tidak membuktikan bahan kimia menyebabkan kerusakan begitu mereka memasuki darah. Direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat FDA, Janet Woodcock mengatakan fakta suatu bahan diserap melalui kulit dan masuk ke dalam tubuh tidak berarti bahan tersebut tidak aman dan FDA juga tidak mencari informasi lebih lanjut.

“Sebaliknya, temuan ini memerlukan pengujian industri lebih lanjut untuk menentukan keamanan dan efek paparan sistemik bahan tabir surya, terutama dengan penggunaan kronis,” ujar Woodcock.

American Academy of Dermatology pun menyatakan seseorang harus menggunakan tabir surya, termasuk yang memiliki filter kimia. Menurut asisten profesor klinis dermatologi di Fakultas Kedokteran Icahn di Mount Sinai di New York City Gary Goldenberg, M.D., tidak ada kerusakan jangka panjang yang ditunjukkan dari penggunaan tabir surya.

“Namun, kami tahun paparan sinar matahari jangka panjang menyebabkan kanker kulit, termasuk melanoma, kerutan, garis (halus) dan gangguan pigmen,” ujar Goldenberg.

Sisi lain, sekali lagi, FDA mengganggap zinc oxide dan titanium dioxide aman untuk digunakan. Mereka memiliki data terbanyak tentang senyawa ini. Namun, bahan-bahan ini adalah filter mineral (memantulkan sinar UV), sehingga tidak selalu terlihat transparan seperti filter kimia (menyerap sinar UV dan melepaskannya dari kulit).

“Bahan-bahan itu benar-benar tebal dan (membuat) pucat,” kata Alan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement