Kamis 20 Feb 2020 22:57 WIB

Operasi Katarak Semi Robotik Beri Kenyamanan Bagi Pasien

Operasi katarak semi robotik menawarkan kenyamanan bagi pasien.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Pasien operasi katarak. Dengan operasi semi robotik menawarkan kenyamanan bagi pasien katarak.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Pasien operasi katarak. Dengan operasi semi robotik menawarkan kenyamanan bagi pasien katarak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata merupakan organ terpenting. Mata merupakan jendela dunia. Bila mata sehat maka kita akan melihat dunia dengan jelas. Sebaliknya bila mata bermasalah, maka dunia pun tidak akan nampak.

Salah satu masalah mata yang paling banyak dialami lansia adalah katarak. Gangguan penglihatan itu bisa diatasi dengan operasi di rumah sakit yang memiliki layanan mata atau lebih baik lagi langsung datang ke rumah sakit spesialis mata.

Baca Juga

Dr Setiyo Budi Riyanto SpM(K) menjelaskan, RS Jakarta Eye Center (JEC) @ Menteng menggunakan teknologi semi-robotic surgery untuk operasi katarak dan retina yang dilengkapi dengan mikroskop modern. Layanan itu melengkapi Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery yang keseluruhan proses operasinya menggunakan laser, tanpa pisau bedah.

Menurut Setiyo, dalam melakukan operasi katarak dan retina, dokter mengandalkan mikroskop untuk dapat mendapatkan tampilan mata secara menyeluruh (top-down). Teknologi operasi semi robotik yang dilengkapi dengan mikroskop digital dengan kualitas optik yang lebih tinggi memungkinkan dokter dapat melihat detail intraocular dengan sangat baik.

Setiyo mengungkapkan, teknologi ini hanya membutuhkan intensitas cahaya kecil, sehingga pasien tidak merasa silau dan lebih nyaman. Tim medis pun terbantu karena pasien lebih kooperatif selama proses operasi.

"Lebih nyantai karena intesitas lampu yang digunakan lebih rendah dibanding pakai mikroskop yang bukan digital mikroskop," jelas Setiyo yang menjabat direktur utama RS JEC @ Menteng.

Selama ini, 90 persen kasus katarak melibatkan bius lokal. Saat menjalani operasi yang melibatkan mikroskop biasa, pasien biasanya merasa silau karena harus melihat lampu dengan penyinaran tinggi.

Menurut Setiyo, keamanan operasi bukan hanya didukung mikroskop, tapi juga karena operatornya. Operasi katarak manual sangat tergantung kemahiran dokter. Sementara yang semi robotik meminimalkan komplikasi pasca operasi karena menggunakan mesin sebagian yang sebelumnya sudah disetel.

"Sangat akurat. Lebih tepat," ujar Setiyo yang juga kepala Bedah Refraktif JEC.

Operasi katarak hanya dilakukan sekali seumur hidup. Dokter mata akan mengganti lensa mata pasien katarak yang sudah rusak dengan lensa tanam untuk memperbaiki penghlihatan, walapun hasilnya tidak sesempurna saat mata masih sehat.

Operasi dengan teknologi ini bisa dilakukan pada anak-anak dan dewasa. Pasien dewasa bisa menjalaninya dengan anestesi lokal tetes atau suntik.

"Kalau anak harus bius umum," jelas Setiyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement