Jumat 28 Feb 2020 06:30 WIB

Dunia Dibayangi Gelombang Kedua Corona, Ayo Lindungi Diri!

Dunia dibayangi gelombang kedua corona, jangan sampai terinfeksi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi Penyebaran Virus Corona. Dunia dibayangi gelombang kedua corona, ketahui cara lindungi diri.
Foto: MgIT03
Ilustrasi Penyebaran Virus Corona. Dunia dibayangi gelombang kedua corona, ketahui cara lindungi diri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingginya angka pertambahan kasus infeksi virus corona tipe baru, Covid-19, membuat dunia harus bersiap menghadapi gelombang kedua wabah. Meski saat ini belum ada kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di Indonesia,  masyarakat diserukan untuk tetap waspada dan bahu-membahu melakukan beragam upaya pencegahan.

"Melihat situasi terbaru dari laporan WHO, kita ini bersiap hadapi gelombang kedua, second wave," ungkap Staff Khusus Menteri Kesehatan Bidang Pembangunan dan Pembiayaan Kesehatan Brigjen TNI (Purn) dr Alexander K Ginting S SpP(K) FCCP dalam Asosiasi Pengusaha Suplemen Kesehatan Indonesia (APSKI) Member Meeting, di Jakarta.

Baca Juga

Alexander mengatakan, gelombang pertama Covid-19 terjadi di Wuhan, provinsi Hubei. Di wilayah tersebut terjadi ekskalasi kasus terkonfirmasi yang tinggi dan kasus kematian akibat Covid-19 yang meningkat dari hari ke hari.

Saat ini, beragam kasus kasus Covid-19 yang bermunculan di luar China semakin mengindikasikan bahwa penyakit ini sangat menular. Hal ini bisa terlihat dari munculnya episenter kasus Covid-19 baru di kapal pesiar Diamond Princess. Dari sekitar 3.000 penumpang di kapal pesiar tersebut, sekitar 600 di antaranya positif terkena Covid-19.

"Kalau melihat angka konfirmasi di kapal tersebut dan di Wuhan, di kapal hampir 20 persen dari populasi (terkonfirmasi Covid-19). Di Wuhan lebih kurang empat persen," ungkap Alexander.

Melihat data ini, Alexander mengatakan, ada perubahan karakter pada virus penyebab Covid-19 alias SARS-CoV-2. Perubahan karakter ini disinyalir berkaitan dengan mutasi yang dialami oleh virus tersebut.

"Jangan sampai ada second wave di Indonesia," ujar Alexander.

Alexander mengimbau, masyarakat untuk berpartisipasi mencegah penularan Covid-19 dari manusia ke manusia. Setidaknya, ada tiga hal yang bisa dilakukan masyarakat untuk bisa melakukan pencegahan ini bersama-sama. Berikut ini adalah ketiga upaya pencegahan tersebut.

Perkuat daya tahan

Daya tahan tubuh menjadi salah satu senjata utama untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19. Daya tahan tubuh bisa dijaga dan ditingkatkan dengan cara menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan yang bergizi, olahraga secara teratur, hingga menerapkan pola hidup bersih dan sehat, seperti rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Tepat gunakan masker

Penggunaan masker juga dapat mencegah penularan Covid-19 bila dilakukan dengan cara yang benar. Selain itu, Alexander mengingatkan bahwa masker hanya perlu digunakan oleh orang-orang yang menunjukkan gejala seperti batuk atau pilek.

"Kalau tak sakit, tidak usah pakai masker," tutur Alexander.

Kenali ODP dan PDP

Yang tak kalah penting dalam mencegah penularan antarmanusia adalah mengetahui siapa saja yang termasuk sebagai orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). Mereka yang tergolong sebagai ODP adalah orang-orang yang baru datang dari daerah terjangkit atau dari negara yang memiliki kasus Covid-19 terkonfirmasi dan orang-orang yang menjalin kontak dekat dengan seseorang yang baru saja datang dari negara-negara terjangkit.

Alexander mengatakan, mereka yang termasuk ke dalam ODP perlu memiliki kesadaran untuk membatasi diri selama 14 diri. Pembatasan diri yang dimaksud adalah tidak datang ke tempat keramaian, seperti pusat perbelanjaan, untuk mencegah risiko penularan.

Yang termasuk ke dalam PDP adalah orang-orang yang baru datang dari negara terjangkit dan menunjukkan adanya gejala yang dicurigai Covid-19. Mereka yang berkontak dengan individu yang baru datang dari negara terjangkit lalu menunjukkan gejala juga termasuk ke dalam PDP.

Bila gejala batuk atau pilek yang dialami ringan, PDP dianjurkan untuk minum obat dan mengisolasi diri di rumah. Bila gejala yang dialami berat, PDP disarankan untuk segera melapor ke rumah sakit dan menjalani pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Bila pemeriksaan PCR menunjukkan hasil positif, PDP perlu menjalani perawatan di ruang isolasi rumah sakit.

"Tidak perlu sampai pemaksaan hukum, tapi ada kesadaran dari diri sendiri, supaya tidak terjadi episenter baru, tidak sampai ada cluster baru," tutur Alexander.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement