REPUBLIKA.CO.ID, BREBES -- Kabupaten Brebes, Jawa Tengah merupakan sebuah kota kecil yang sangat terkenal dengan telur asin sebagai oleh-olehnya. Wisatawan dari luar Kabupaten Brebes, baik yang hanya transit maupun sengaja datang ke kota kecil ini, wajib menikmati kudapan telur yang diolah ini.
Toko-toko pusat oleh-oleh ini bisa ditemukan di sepanjang pusat kota sampai mengarah ke arah Jakarta atau ke arah barat. Sepanjang sekitar 17 kilometer, baik di kanan maupun kiri jalan, tepatnya dari Jalan Pemuda sampai dengan Jalan Cendrawasih, toko-toko penjual telur asin berjejer menjajakan telur bebek itu.
Republika berkesempatan untuk mengunjungi salah satu di antara toko yang menjual telur asin. Dua jenis telur asin yang dijual dan menjadi andalan toko itu adalah telur asin rebus dan telur asin bakar.
Nano (45), salah satu penjual telur asin mengatakan dari kedua jenis telur asin yang dia jajakan, telur asin bakar merupakan telur asin yang lebih diminati oleh para pembeli. "Yang bakar lebih disukai orang. Karena memang rasanya lebih gurih dan meresap ketimbang yang telur asin rebus," kata dia kepada Republika, Ahad (17/6).
Telur asin jenis bakar sendiri dihargainya sekitar Rp 4.500. Sementara untuk telur asin rebus biasa, dihargai sekitar Rp 4.000.
Para pembeli, kata dia, bisa membeli secara variasi dalam satu kotak telur asin. "Bisa membeli dalam jumlah satuan, ada kotak yang isi enam dan isi 12. Bisa diisi telur bakar atau rebus," ungkapnya.
Salah satu pembeli, Tyara Dwi (27) mengungkapkan kegemarannya membeli telur asin. Perempuan yang memiliki kampung halaman di Solo itu, sengaja ingin mampir ke pusat oleh-oleh telur asin untuk membeli telur asin.
"Sengaja beli, karena keluarga saya di Jakarta sangat menggemari telur asin yang ada di Brebes. Jadi mampir deh," kata Tyara.
Dia juga mengatakan alasan apa yang membuat dirinya yang sedang kembali ke Jakarta itu untuk membeli telur asin di Brebes. Sebab, menurutnya, rasa telur asin di Brebes lebih teras orisinil ketimbang yang lain.
"Nggak tahu ya, sepertinya telurnya lebih terasa gurihnya. Dari pada telur asin yang lain," ungkapnya.
Selain itu, menurutnya, dalam perjalanannya pulang ke Jakarta melalui Pantura, dia menyebut seakan tak lengkap bila tak membeli oleh-oleh telur asin. "Sudah lewat sini, masa tidak beli telur asin. Belum afdhol kalau belum beli telur asinnya," kata dia.
Berbeda dengan Dedi (35), pengunjung lain yang mengaku baru pertama kalinya membeli telur asin, asli dari kabupaten yang memproduksi telur asin ini. Dia mengatakan baru akan menjajal rasa telur asin yang baru saja dia beli.
"Saya baru mau menjajal langsung, sepertinya enak ya. Jadi saya beli cukup 1 kotak dulu saja," kata Dedi, warga Salatiga yang akan mengunjungi saudaranya di Cirebon itu.
Nano, sang penjual mengatakan ketika memasuki momentum lebaran, pendapatannya meningkat cukup drastis. Di hari biasa, dia mengaku hanya mendapatkan pendapatan sekitar Rp 700 ribu hingga Rp 800 ribu saja per hari.
Sementara, pada momen lebaran kali ini, dia bisa mendapatkan pendapatan sampai Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per hari. "Lumayan meningkat, dan keuntungan jadi lumayan juga," ungkapnya.
Selain menjual telur asin, dia juga menjual aneka oleh-oleh lainnya yang juga khas Kabupaten Brebes. Variasi oleh-oleh lainnya antara lain kripik kulit pari dan kripik lainnya yang dijualnya sekitar Rp 15 ribu sampai Rp 30 ribu.
Tak hanya itu, berbagai jenang dan cemilan lainnya juga disediakan untuk dibeli oleh para pengunjung. Seperti arum manis yang merupakan kegemaran anak kecil, dia jual seharga Rp 15 ribu.