REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tirta Lie dikenal sebagai seorang pakar dalam dunia kuliner bakmi. Kisah Tirta dan bakmi padahal dimulai dari keisengannya bersepeda di pagi hari.
Dari bersepeda pagi tersebut ia mulai mencicipi bakmi dari satu tempat ke tempat lain hampir di seluruh Jakarta. “Saya iseng setiap habis subuh saya sepedaan pagi. Jam lima pagi saya sudah keluar ke mana saja. Rumah saya di Gajah Mada tapi saya bisa bersepeda sampai ke Lebak Bulus, Kelapa Gading. Saya pulang biasanya jam tujuh atau delapan pagi, jam segitu saya lapar karena belum makan apa–apa. Biasanya jam segitu adanya bakmi jadi saya makan lah bakmi,” ujar Tirta Lie pada acara Festival Mie di Parkir Premium Gandaria City Mall, Jakarta Selatan, Sabtu (5/10).
Lalu ia berinisiatif untuk memotret bakmi–bakmi enak yang pernah ia kunjungi. Ia ulas dengan bahasa yang mudah dipahami dan ia unggah di halaman Facebook.
“Nggak nyangka, antusias teman–teman saya luar biasa. Mereka langsung menyerbu tempat bakmi yang saya ulas,” kata dia.
Sampe akhirnya, temannya menyarankan untuk menulis tulisan–tulisannya tersebut ke dalam blog. Dan ternyata setiap hari orang yang membaca tulisannya di blog-nya mencapai ribuan orang.
Ia terus melanjutkan mengeksplor tempat–tempat makan bakmi sampai tak terasa 1.000 tempat telah ia kunjungi. Ia mengaku, dalam menemukan tempat–tempat bakmi tersebut ia lakukan sendiri dan menggunkan uang pribadinya.
Sebab, saat itu ia memiliki pedoman untuk memberikan informasi kepada masyarakat dengan sejujur–jujurnya. “Sudah saatnya masyarakat mendapatkan informasi yang murni dan jujur. Uang bisa didapatkan dengan cara lain yang paling penting adalah persahabatan,” ujarnya.
Dengan melakukan dengan ikhlas, ia pun kini menuai hasil kebaikannya. Ia diganjar penghargaan Rekor Muri sebagai ‘Pengunjung dan Peresensi Rasa Bakmi Terbanyak’. Tak hanya itu, ia pun bisa mengadakan Festival Bakmi untuk menyatukan penjual–penjual bakmi yang menjual bakmi dengan rasa lezat.