REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada sekian banyak penyebab di balik kurang tidur anak, seperti banyaknya tugas, kegiatan ekstrakurikuler, dan rutinitas tidur yang tidak teratur. Namun, dalam beberapa tahun terakhir penggunaan teknologi yang berlebihan telah menjadi hambatan serius bagi kebiasaan tidur sehat.
Kurang tidur kronis dapat memiliki efek besar dan negatif pada suasana hati anak, kinerja di sekolah, perkembangan fisik, dan bahkan kesehatan mental. Anak-anak yang lelah mudah marah dan cenderung merengek. Mereka kurang fokus di kelas, cenderung kelebihan berat badan, dan lebih cenderung terlibat dalam perilaku berisiko dan bahkan mengembangkan kecenderungan bunuh diri.
Sederhananya, melewatkan tidur yang cukup di malam hari bukan hanya masalah untuk hari berikutnya, melainkan untuk seumur hidup. Salah satu hal yang dapat dipastikan penyebab anak tidak tidur adalah menatap layar sesaat sebelum tidur.
Tidak hanya menunda waktu tidur, cahaya biru yang dipancarkan layar menghambat produksi melatonin, hormon yang secara alami membantu tidur. Menurut Journal of Pediatrics, lebih dari 75 persen anak-anak Amerika memiliki beberapa bentuk teknologi berbasis layar di kamar tidur, baik itu TV, tablet, komputer, sistem permainan, telepon, atau kombinasi beberapa perangkat.
Hanya sekitar 37 persen anak-anak yang secara teratur memenuhi batas yang disarankan ahli untuk waktu layar harian. Penggunaan teknologi yang melonjak dan tidak patut ini adalah salah satu alasan utama sekitar 50 persen pemuda Amerika secara kronis kurang tidur.
Psikolog klinis sekaligus anggota dewan penasihat American Sleep Association, dan spesialis tidur keluarga, Whitney Roban secara harfiah menulis buku tentang tidur yang sehat untuk anak-anak. Tidur yang cukup sangat penting untuk setiap aspek kehidupan seseorang, mulai dari kesuksesan di sekolah dan olahraga, menikmati waktu bersama teman dan keluarga, untuk kesehatan yang baik, perkembangan fisik, dan kebahagiaan itu sendiri.
Penting untuk berbicara langsung kepada anak-anak dan membantu mereka memahami pentingnya tidur. Anak harus paham mereka membutuhkan tidur yang cukup. Buatlah kesepakatan antara Anda dan anak terkait penggunaan teknologi yang terbatas.
Dikutip di Business Insider, berikut beberapa tips untuk membantu membangun rutinitas yang memungkinkan keseimbangan yang sehat antara teknologi dan istirahat.
Menetapkan batas waktu teknologi
Untuk alasan fisiologis, seperti produksi melatonin, menurut National Sleep Foundation, waktu layar harus berakhir setidaknya satu jam sebelum tidur. Mengakhiri waktu teknologi jauh sebelum tidur juga memungkinkan rutinitas malam yang lebih lancar.
Jika anak-anak Anda mengalami kesulitan menerapkan batas waktu, Anda dapat menggunakan teknologi. Anda dapat menggunakan manajemen Wi-Fi seperti Gryphon Wi-Fi Parental Control Router untuk memblokir akses internet ke perangkat tertentu atau untuk sementara mematikan Wi-Fi. Anda juga bisa melacak penggunaan perangkat, mengendalikan dan memantau anak-anak Anda menggunakan teknologi.