REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian di Australia menunjukkan kehadiran anak kedua, ketiga, dan seterusnya memperburuk kesehatan mental orang tua. Studi ini menggunakan data Survei Rumah Tangga, Pendapatan, dan Tenaga Kerja Australia (HILDA) yang melibatkan 20 ribu responden.
Bagi banyak pasangan, memiliki dua anak lebih baik dari satu anak. Faktanya anak kedua meningkatkan tekanan dalam rumah tangga dan memperburuk kesehatan mental orang tua.
Dilansir Kidspot Kamis (2/5), peneliti menimbang dua pertanyaan utama saat pasangan memiliki anak kedua. Pertama, apakah segala sesuatunya menjadi lebih baik saat anak-anak bertambah dewasa, misalnya Anda lebih tidur nyenyak? Atau apakah anak kedua membuat waktu semakin terkuras dan perasaan semakin tertekan?
Kelahiran anak pertama memperkenalkan ke peran baru yaitu menjadi orang tua. Setelah melahirkan, banyak ibu mengambil cuti panjang, beberapa kembali bekerja, dan beberapa lainnya memutuskan berhenti dan menjadi ibu rumah tangga.
Anak kedua, ketiga, dan seterusnya tidak memperkenalkan peran baru dalam kehidupan pasangan, melainkan menuntut lebih banyak peran. Secara teori, orang tua dari anak kedua mengembangkan keterampilan lanjutan mengasuh anak misalnya mencuci piring sambil menggendong bayi.
Hal-hal seperti ini yang terkadang membuat mereka merasa tertekan, terlebih sebagian besar waktu pengasuhan jatuh ke kaum ibu. Anak kedua menggandakan tekanan waktu orang tua, dan semakin memperlebar jarak antara ayah dan ibu. Hal ini baru berkurang saat anak-anak sudah memasuki usia sekolah.