Jumat 24 Nov 2017 13:46 WIB

Datang ke Sail Sabang, Jangan Lupa Cicipi Kuliner Khasnya

Suasana Upacara Pelepasan Satgas Sail Sabang di Dermaga Terminal JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (20/11).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Suasana Upacara Pelepasan Satgas Sail Sabang di Dermaga Terminal JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (20/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SABANG - Sail Sabang 2017 yang digelar 28 November-5 Desember mendatang, digadang-gadang akan menjadi sail terbesar di Indonesia. Bagi yang kebetulan ke sana, jangan lupa sekalian cicipi kuliner khas lokal yang menggugah selera.

Kulinernya pun sudah ditata. Sejumlah kuliner andalan seperti sate gurita, mi jalak, mi sedap, kue kacang dan lainnya, sudah diatur rapih di sejumlah spot. Kebersihannya pun sangat terjaga.
 
"Pemkot sudah menetapkan area dibeberapa titik Kota Sabang dan Pulau Plah menjadi kawasan wisata kuliner. Ini agar pengunjung Sail Sabang 2017 tahu harus kemana saat ingin menikmati kuliner khas daerah kami," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Sabang, Zulfi Purnawati, Jumat (24/11).
 
Kebetulan, pemerintah pusat sudah menetapkan Sabang sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Wisata kuliner pun jadi sangat masuk akal untuk ikut dipromosikan di Sail Sabang 2017. "Ini kesempatan besar bagi kami. Mumpung banyak yang datang, semua kami tawarkan ragam kuliner khas Sabang yang menggugah selera,” ucapnya. 
 
Sate gurita misalnya, tak lengkap rasanya bila berkunjung ke Sabang tanpa menikmati sate yang satu ini. Terbuat dari gurita, sate ini terasa empuk dan penuh citarasa karena sebelumnya telah dibumbui dengan berbagai bumbu rempah.
 
Pengunjung juga bisa menikmati sate gurita bersama nasi ataupun lontong, dengan pilihan bumbu kacang dan padang sebagai pelengkap. Untuk bisa menikmati seporsi sate ini, cukup merogoh uang Rp 15 ribu saja.
 
Bila selama ini mi Aceh yang tersohor, khusus di Sabang, yang terkenal lezat adalah mi jalak. Mi kuning yang dihidangkan dengan kuah kaldu itu, dilengkapi dengan sayuran seperti tauge, daun bawang, dan ikan tenggiri yang dipotong kecil-kecil. Seporsi mi jalak  dapat dinikmati cukup dengan Rp 12 ribu.
 
Beda lagi dengan mi sedap. Mi ini disajikan dengan potongan daging. Uniknya, mi juga bisa disajikan tanpa kuah ataupun langsung digoreng. Selain itu, tingkat kepedasannya bisa dipilih sesuai selera.
 
Buat yang datang ke Kota Sabang dan ingin mencicipi mie sedap ini, bisa langsung datang ke Toko Sedap yang ada di Jalan Perdagangan, karena mie sedap ini hanya dijual di sini. Mulai berjualan pukul 08.00- 22.00 WIB. Datang, duduk dan langsung pesan. Pesanan akan segera datang tidak sampai 10 menit, maklum memang harus sedikit lama menunggu, karena antrean pembeli yang begitu banyak, tapi tak masalah, karena kelezatan mi sedap segera datang, hanya dengan Rp 10.000 saja. 
 
Sedangkan kue kacang, bentuknya mirip bakpia khas Yogyakarta, perbedaannya ialah bentuknya sedikit lebih besar dan isian kacang yang lebih basah. Terdapat tiga rasa, yaitu kacang hijau, pandan dan durian. Adonan tepung yang renyah ditambah isian kacang yang langsung meleleh dimulut semakin menambah kelezatannya.
 
Gurih! Pedas! Itulah kesan pertama Menteri Pariwisata Arief Yahya begitu menyantap makanan khas Sabang. Lalu kesan kedua? "Enak dan bikin ketagihan!" jawab pria berlidah Banyuwangi, Jawa Timur yang seleranya mirip dengan Aceh itu. Pedas dan gurih itulah yang kerap merusak "diet" karena tanpa disadari mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat.
 
Setidaknya, itulah yang akan membuat wisatawan lebih betah di pulau paling barat yang punya destinasi Titik Nol Indonesia itu. “Jangan lupa, foto-foto, upload di media social, agar semua orang bisa membayangkan nikmatnya kuliner khas Sabang. Sukses untuk Sail Sabang-nya, Salam Pesona Indonesia,” ucap Menpar Arief Yahya.

sumber : Kemenpar
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement