Jumat 17 Oct 2014 13:06 WIB
Investasi

Saham Apa yang Bagus untuk Investasi?

Papan monitor lebar menunjukan pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (16/6).
Foto: Republika/ Wihdan
Papan monitor lebar menunjukan pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (16/6).

REPUBLIKA.CO.ID, Setelah memahami risiko berinvestasi di saham, mengenal seluk beluk saham, saatnya Anda mulai mencemplungkan uang ke saham. Tapi, saham apa yang menarik untuk dimiliki?

Lukas Setia Atmadja, pengajar keuangan dan investasi di Prasetiya Mulya School of Business and Economics, mengatakan waktu memang teman terbaik investor. Tapi, penting pula untuk memilih saham yang bisa memberikan imbal hasil terbaik.

Saat ini, paparnya, Bursa Efek Indonesia mencatat ada 506 saham yang bisa dibeli publik. Ia pun membagi tiga hal penting yang perlu diperhatikan bila ingin memiliki saham.

''Pertama, beli saham yang barangnya dibutuhkan orang banyak dalam waktu panjang,'' ujar Lukas, dalam kelas edukasi investasi yang diselenggarakan oleh Shcroders Invesment Management Indonesia, beberapa waktu lalu. Apa contoh barang-barang tersebut? Mi instan, semen, mobil, hingga sektor finansial seperti bank jawabannya.

Sebagai perbandingan Lukas memberi unjuk portofolio saham yang dimiliki salah satu orang terkaya dunia, Warren Buffet. Buffet mengoleksi saham-saham barang yang digunakan sehari-hari oleh orang Amerika. Diantaranya adalah Coca Cola, Kraft, P&G, dan IBM.

Trik kedua adalah melihat apakah perusahaan yang sahamnya ingin dibeli dikelola oleh orang yang kompeten dan jujur. Ini artinya, investor harus mau pula membekali diri lewat bacaan di media massa mengenai kinerja perusahaan terkait. Ketiga, Lukas mengatakan pilih saham yang perusahaannya memiliki keunggulan, keunikan, atau perbedaan yang membuat usahanya langgeng.

''Kalau Bakmi GM mau go public, siapa yang tidak mau beli sahamnya? Selama ini kan orang tahu kalau urusan bakmi, dia salah satu juaranya,'' ujar Lukas menerangkan.

Kemudian ia juga mengajak calon pembeli saham melihat kinerja keuangan perusahaan. Cek apakah perusahaan memiliki utang yang besar, juga cari tahu mengetahui likuiditasnya.

Maka, jangan heran bila begitu muncul kabar tentang Gudang Garam yang memberi karyawannya pensiun dini karena terimbas makin ketatnya aturan industri rokok, kemudian harga sahamnya sempat anjlok di bursa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement