Selasa 29 Mar 2016 06:20 WIB

Mengejar Kebahagiaan? Ketahui Dulu 3 Mitosnya

Rep: C34/ Red: Indira Rezkisari
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikan marah dan jadi bahagia.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikan marah dan jadi bahagia.

REPUBLIKA.CO.ID, Banyak orang mengejar hal-hal seperti uang dan karier untuk mendapatkan kebahagiaan. Namun, setelah mendapatkannya, mereka tetap belum merasa puas dan bahagia.

Hal itu disebabkan oleh mitos umum yang cenderung dipercaya tentang penyebab kebahagiaan. Setelah mengetahui tiga mitos di bawah ini, Anda tidak perlu lagi mencari kebahagiaan di tempat yang salah.

Lebih banyak uang akan membuat saya bahagia

Seseorang mungkin terus-menerus mengeluh gajinya kurang. Padahal, penelitian tentang gaji dan kebahagiaan menunjukkan bahwa kepuasan seseorang atas hidupnya tidak meningkat dengan kenaikan gaji.

Lebih banyak hari libur akan membuat saya bahagia

Masa liburan dan waktu luang berlebih mungkin akan membuat Anda senang, tetapi kebahagiaan jenis ini hanya berumur pendek. Apalagi, jika Anda termasuk orang yang mencintai profesi, terlalu banyak waktu tanpa kegiatan di tempat kerja malah akan membuat Anda tertekan.

Berganti jabatan atau pindah tempat kerja akan membuat saya bahagia

Saat menjadi bawahan, Anda terbayang-bayang nikmatnya jadi atasan. Padahal, menurut penelitian, naik jabatan atau mengubah pekerjaan tidak akan membuat seseorang lebih bahagia karena ada tanggung jawab dan tingkat stres lebih yang harus dipikul.

Intinya, lebih banyak uang, liburan, dan promosi tidak akan menyebabkan kebahagiaan abadi. Baik bagi Anda untuk tidak memercayai mitos itu dan senantiasa bersyukur menerima apa yang Anda miliki saat ini, dikutip The Guardian.

(baca: Mengganti Daster Bisa Buat Ibu Merasa Bahagia, Lho)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement