REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ruang keluarga adalah pusat kegiatan sosial sebuah keluarga. Di sinilah pusat kehangatan keluarga terpancar.
Setelah seharian beraktivitas, seluruh anggota keluarga berkumpul di ruang tengah untuk berbagi cerita, bertukar pendapat, menyusun rencana, dan lainnya. Komunikasi antara orang tua dengan anak pun terjalin secara intens di area ini. Yang mengejutkan, komunikasi jenis ini juga berpengaruh terhadap daya tangkap anak.
Psikolog anak dan keluarga, Roslina Verauli, mengatakan selain faktor genetis, pendidikan, gizi, teman, dan tingkat pendidikan ayah dan ibu, kecerdasan anak juga dipengaruhi oleh interaksi dengan anggota keluarga. Tak hanya itu, kemampuan sosialisasi seorang anak, menurut perempuan yang akrab disapa Vera ini, juga dipengaruhi oleh interaksi anak dengan orang tua. “Seorang anak yang kompeten secara emosional akan kompeten pula secara sosial,” ujarnya.
Jika orang tua tak mampu menjalin komunikasi yang hangat dengan anak, maka si kecil kehilangan kepercayaan dirinya. “Seorang anak yang kepercayaan dirinya rendah akan rentan menjadi korban bully. Pelaku bully biasanya mencari korban yang rendah rasa percaya dirinya dan ini terlihat dari gerak tubuhnya,” ujar motivator pendidikan kreatif, Rahmi Dahnan.
Lalu, bagaimana cara menjalin komunikasi yang baik dengan anak? Psikolog dan konselor keluarga, Widiawati Bayu, menjelaskan bahwa setiap keluarga wajib memiliki ritual keluarga, yaitu saat seluruh anggota keluarga berkumpul.
“Ritual keluarga ada banyak macamnya. Bisa saat makan malam, bisa di ruang keluarga, yang penting ada waktu untuk berbincang dari hati ke hati, akademis, membahas topik yang menyenangkan,” ujarnya.
Bahkan keluarga Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, memiliki ritual “Mawar dan Duri” setiap makan malam. Masing-masing anggota keluarga menceritakan satu peristiwa menarik dan satu kejadian menjengkelkan yang terjadi pada hari tersebut. Tujuan ritual keluarga ini tidak hanya untuk berbagi wawasan, tetapi melatih anggota keluarga, khususnya anak, agar lebih berani berekspresi dalam emosi.