Jumat 09 Jun 2017 17:21 WIB

Ngemil Bantu Anak Belajar Makan Sendiri

Rep: Nora Azizah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Setelah 6 bulan bayi perlu diberi makanan tambahan pendamping ASI.
Foto: flickr
Setelah 6 bulan bayi perlu diberi makanan tambahan pendamping ASI.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Usia di atas delapan bulan menjadi pintu gerbang bagi anak melatih kemandirian. Salah satunya berlatih untuk self-feeding atau makan sendiri menggunakan tangan.

Berdasarkan rekomendasi World Health Organization (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) usia bayi antara nol sampai enam bulan hanya diperbolehkan mengonsumsi air susu ibu (ASI). Namun di atas usia tersebut anak sudah bisa mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MPASI).

Meski demikian asupan MPASI tidak boleh lebih dari 30 persen. Artinya, 70 persen asupan makanan bayi tetap berasal dari ASI. Makanan pendamping tersebut biasanya berupa snack atau kudapan selingan yang bersifat tidak terlalu membuat bayi kenyang.

Makanan selingan kerap kali dibuat sendiri oleh para ibu menggunakan bahan alami, seperti buah-buahan dan sayuran. Namun terkadang makanan selingan siap makan juga kerap menjadi pilihan. "Boleh saja memberikan makanan selingan siap makan, tapi harus terbuat dari bahan alami dan tanpa pengawet," ujar dr. Margareta Komalasari SpA dalam acara peluncuran makanan selingan untuk bayi Promina Puff di Jakarta, Rabu (7/6).

Margareta menjelaskan, pada prinsipnya camilan hanya sebatas selingan saja dan tidak bisa menggantikan posisi makanan utama bagi bayi. Namun bukan berarti makanan selingan tidak harus mengandung zat bergizi. Ibu juga harus memperhatikan kandungan gizi camilan untuk bayi.

Makanan selingan harus mengandung makronutrien, yakni karbohidrat, protein, dan lemak. Kombinasi zat tersebut akan menyumbang pemenuhan nutrisi energi harian. Kemudian wajib memiliki kandungan mikronutrien berupa zat besi dan vitamin yang berfungsi dalam mengoptimalkan tumbuh kembang serta kecerdasan anak.

Kandungan gizi tersebut memang banyak terdapat pada sayuran dan buah. Apabila ibu ingin memberikan makanan selingan siap makan sebaiknya memperhatikan unsur gizi tersebut.

Kemudian, ibu juga harus memperhatikan kode makanan yang tercantum pada kemasan sesuai dengan usia anak. Jangan sampai makanan untuk anak berusia di atas dua tahun dikonsumsi bayi berumur delapan bulan. "Tekstur snack yang tidak tepat bisa membuat bayi tersedak," jelas Margareta.

Tekstur makanan selingan untuk bayi di bawah dua tahun biasanya lebih lembut dan mudah lumer di mulut. Makanan dapat lumer hanya dalam hitungan detik. Hal tersebut dibuat demikian untuk menghindari tersedak dan batuk pada bayi.

Bayi yang baru memasuki fase self-feeding mulai mampu mengkoordinasikan gerak motorik halus, seperti meraih, mengambil, menjimpit, dan memindahkan benda dari tangan satu ke lainnya. Fase tersebut juga menunjukkan kemampuan untuk memegang serta melepas benda pada genggaman tangan. Ibu harus berhati-hati memberikan makanan selingan, terutama dari segi tekstur dan ukuran.

Selain harus cepat hancur di mulut, ukuran makanan juga tidak boleh lebih kecil dari genggaman bayi. Sebab, bayi senang memasukkan benda yang tengah digenggamnya ke dalam mulut. Apabila ukurannya lebih kecil dari genggaman tangan maka akan berisiko tersedak.

sumber : Center
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement