Selasa 26 Mar 2019 09:12 WIB

Lima Situasi yang Picu Chef Sarankan Hindari Makan di Resto

Menurut chef, ada lima situasi yang sebaiknya dihindari untuk makan di restoran.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Wanita makan di restoran.
Foto: Pixnio
Wanita makan di restoran.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Makan bersama keluarga atau sahabat di restoran menjadi salah satu kesempatan istimewa untuk menghabiskan waktu. Makan di restoran juga dapat memperkaya wawasan tentang kuliner serta menjajal menu yang mungkin sulit dibuat sendiri di rumah.

Akan tetapi, ada waktu-waktu tertentu yang sebaiknya dihindari pelanggan untuk makan di restoran. Berikut lima momen atau kondisi tersebut, menurut saran Chef Kristina Miksyte dari Doma Kitchen, Marina Del Rey di Los Angeles, Kalifornia.

Baca Juga

- Jam padat makan malam

Waktu jam ramai orang makan malam di tiap restoran bisa berbeda-beda, tapi sebagian besar berlangsung antara pukul 17:00 sampai 20:00. Chef lebih merekomendasikan makan pukul 16:00 sampai 17:00 untuk suasana yang lebih tenang.

- Hari Ibu dan Valentine

Memang tidak semua orang di merayakan Hari ibu atau Hari Valentine, tetapi mayoritas restoran tetap penuh pada dua perayaan tahunan itu. Alih-alih mendapatkan momen istimewa dan romantis, suasananya justru kurang nyaman karena terlalu ramai.

- Kebersihan toilet tidak terjaga

Chef tidak menyarankan pelanggan untuk kembali makan di suatu restoran apabila kebersihan toiletnya tidak terjaga dengan baik. Bukan hanya kondisi higienis di dapur, sanitasi dan kebersihan umum adalah hal penting untuk sebuah rumah makan.

- Baru buka setelah libur panjang

Sebagian restoran secara berkala tutup dalam waktu agak lama untuk memberikan hak libur kepada pegawai. Hindari pergi ke restoran yang buka usai libur panjang karena makanan yang disiapkan bisa saja bahannya sudah ada di penyimpanan dalam waktu lama.

- Memiliki menu terlalu banyak

Restoran dengan menu terlalu banyak harus memiliki berbagai bahan makanan berbeda. Artinya, kesegaran dan kualitas bahan agak dipertanyakan dengan kemungkinan banyak proses pembekuan dan pemanasan ulang, dikutip dari laman Business Insider.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement