REPUBLIKA.CO.ID, BALKAN -- Jarigan listrik di Eropa berjalan secara terpadu. ketika ada masalah di satu negara maka akan berefek pula pada negara lain, termasuk keterlambatan enam menit di jam-jam digital hingga microwave.
Keterpaduan listrik di Eropa melalui aliran listrik tersebut melintasi 25 negara dan menjadi terbesar di dunia. Aliran tersebut harus tetap berada di frekuensi 50 Hz yang dikelola oleh koordinasi bersama.
Mempertahankan frekuensi jaringan listrik tersebut sangat penting. Sebab jika turun di bawah 47,6 Hz atau naik di atas 52,5 Hz, seluruh jaringan listrik akan mati secara otomatis bersamaan dengan semua yang terhubung dengannya. Namun, penyimpangan yang jauh lebih kecil juga bisa berpengaruh.
Masalah terjadi mulai pada pertengahan Januari lalu. Ketika itu energi mulai hilang dari sistem terkoneksi tersebut. Terlalu banyak energi yang dikonsumsi ketimbang energi yang diproduksi, sehingga frekuensi menjadi 49,999 Hz.
Dengan perubahan frekuensi tersebut, banyak jam digital, oven, dan microwave masih menyesuaikan dengan frekuensi utama. Meskipun perbedaan frekuensi sangat kecil, perlahan-lahan menyebabkan keterlambatan jam terjadi.
Menurut Jaringan Operator Transmisi Sistem Eropa (ENTSO-E), negara bagian Balkan, Kosovo. mulai pertengahan Januari hingga pekan ini mengonsumsi lebih banyak energi daripada yang dihasilkannya. Negara tersebut bahkan secara jumlah kumulatif menggunakan 113 gigawatt per jam.
"Penyimpangan itu telah berhenti dua hariyang lalu. Kosovo telah menerima untuk menghentikannya, mereka kembali ke jalur semula," kata juru bicara ENTSO-E dikutip dari Travel and Leisure, Jumat(9/3).
Namun, masalah jaringan listrik yang di bawah frekuensi memerlukan sedikit waktu untuk diperbaiki. Sebab, masalah politis bersama Serbia masih terjadi.