REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada sejumlah kota besar di dunia yang memerlukan biaya cukup tinggi untuk ditinggali dibandingkan kota lainnya. Sederet kota tersebut kurang memungkinkan penghuninya untuk berhemat.
Pemeringkatan tahunan "Cost of Living" oleh Economist Intelligence Unit mendata kota paling mahal hingga murah sebagai tempat tinggal. Penilaian dilakukan dengan membandingkan banyak faktor penentu.
Selain besaran upah minimum yang berlaku, pemeringkatan itu menilik harga lebih dari 150 barang yang menjadi kebutuhan harian masyarakat. Hal itu misalnya, harga makanan pokok, minuman, rokok, hingga bahan bakar.
Biaya hidup tiap kota dibandingkan dengan Kota New York di AS yang memiliki indeks 100. Setiap satu nilai tambahan setara dengan satu persen penambahan indeks "World Cost of Living (WOCL)".
Kota termahal untuk ditinggali adalah Singapura dengan indeks sebesar 116. Posisinya tidak tergeser dari daftar selama lima tahun berturut-turut sebagai kota dengan biaya hidup tertinggi dari seluruh dunia.
Tempat kedua dan ketiga diduduki oleh Kota Paris di Prancis dan Kota Zurich di Swiss dengan besaran indeks sama yakni 112. Hong Kong (111) ada di peringkat keempat dan Kota Oslo di Norwegia di posisi kelima (107).
Kota berikutnya yaitu Jenewa, Swiss dan Seoul di Korea Selatan yang sama-sama memiliki indeks 106. Kopenhagen di Denmark ada di posisi kedelapan (105) disusul Kota Tel Aviv di Israel (103), dikutip dari laman Independent.