REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Sejumlah kusir delman di kawasan Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali, melayani wisatawan mancanegara dan Nusantara untuk menikmati suasana. Perjalanan dengan delman melalui jalan-jalan khusus tanpa mengganggu lalu lintas di daerah Kuta yang makin padat.
"Kami menyewakan transportasi delman yang mampu menjadi salah satu daya tarik bagi pelancong dalam dan luar negeri saat menikmati liburan di daerah ini," kata salah seorang Kusir Delman, Bagus, di Pantai Kuta, Selasa (27/3).
Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Badung menetapkan jalur khusus bagi para kusir delman yang beroperasi di daerah itu sekitar tiga sampai lima orang setiap hari sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap kemacetan lalu lintas. Di Pantai Kuta sebagai destinasi pariwisata favorit, sarana angkutan delman tetap menjadi daya tarik bagi pelancong. Meskipun, sebagian besar masyarakat dan pelancong menggunakan kendaraan sebagai sarana transportasi sehari-hari.
Transportasi delman selain murah, bebas polusi, dan ramah lingkungan hingga kini sangat diminati pelancong di tempat destinasi pariwisata favorit tersebut. Bagus menjelaskan, jalur khusus untuk delman itu mulai dari tempat mangkal di depan Hard Rock Cafe hingga memutar ke Jalan Legian (Grand Zero) dan kembali ke tempat mangkal semula di Jalan Pantai Kuta.
Sementara, kusir delman yang lain, Saleh (50), menjelaskan, setiap keberangkatan dapat mengangkut empat orang penumpang. Untuk itu, para kusir biasanya tidak mematok harga karena sistem yang dipakai menggunakan antrean. Oleh sebab itu, semua tergantung jarak yang ditempuh, biasanya sekali jalan Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu dan itu pun masih bisa ditawar, sepanjang di kawasan Kuta dan Legian.
Hal senada juga diakui kusir delman lainnya, Rian, bahwa selama sehari bekerja sebagai kusir delman ketika untung bisa mengantongi penghasilan sekitar Rp 300 ribu, bekerja selama sembilan jam mulai pukul 08.00 hingga 17.00 waktu setempat.
Sebaliknya, jika sepi atau wisatawan tidak ada yang berminat naik delman, bisa-bisa sama sekali tidak memperoleh penghasilan, meskipun Kuta setiap hari selalu dipenuhi pelancong dalam dan luar negeri. Oleh sebab itu, penghasilan sebagai kusir delman tidak tentu dan tergantung situasi yang ada. Namun, menurut Rian, hal itu tidak mengurangi semangat kusir delman untuk melakukan aktivitas keseharian.