REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya meninjau Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain di Kabupaten Belu, Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT). Keberadaan pos lintas batas negara ini sangat penting dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), khususnya pariwisata perbatasan (cross border tourism).
"Pariwisata perbatasan saat ini yang berjalan baru ada di Kepri (Kepulauan Riau) dan berhasil. Tapi kenapa hanya di Kepri? Padahal kita punya banyak titik sentuh dengan negara lain seperti di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan di NTT, khususnya di Belu atau Atambua ini," ujar Arief Yahya usai meninjau PLBN Motaain, dalam kunjungan kerjanya ke Atambua, Kamis (4/10), dikutip dari keterangan tertulis.
Untuk tahun 2018, NTT ditargetkan menyumbang jumlah wisman sebanyak 1.635.354. Terbesar kedua setelah Kepulauan Riau yang ditargetkan menyumbang 2.187.000 wisatawan. Dengan keberadaan dan layanan yang ada di PLBN Motaain salah satunya, maka ia optimistis target kunjungan wisatawan dapat tercapai.
PLBN Motaain sendiri dibangun oleh Presiden Joko Widodo sebagai bagian dari nawacita Presiden Jokowi untuk membangun mulai dari daerah terluar. Di NTT terdapat 3 Pos Lintas Batas Negara (PLBN), yaitu PLBN Motaain di Belu, PLBN Motamasin Malaka, dan PLBN Wini di Timor Tengah Utara.
"Kesan pertama saya ketika sampai di Pos Lintas Batas Negara ini adalah keren sekali. Jadi benar bahwa kita memiliki kebanggaan atas kedaulatan bangsa Indonesia," ujar Arief Yahya dalam keterangan tertulis.
Lebih lanjut Menpar menilai, keberadaan PLBN Motoain yang begitu baik menjadikan faktor aksesibilitas tidak ada kendala. Yang perlu didorong selanjutnya adalah menghadirkan atraksi agar dapat menarik minat besar wisatawan, khususnya wisatawan dari Timor Leste.
Salah satu atraksi yang bisa dibuat, ujar Menpar, adalah menawarkan wisata belanja kepada wisatawan dari Timor Leste dengan barang-barang yang lebih lengkap atau juga lebih murah dari yang ada di Timor Leste.