REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Abed Frans, mengatakan pihaknya tidak mengkhawatirkan pemberitaan media asing Foodors.com, sebuah majalah travelling di AS, yang tidak menyarankan wisatawan manca negara untuk berwisata ke Pulau Komodo pada 2020. ASITA yakin pasar akan menentukan keinginannya sendiri.
"Sebagai pelaku usaha wisata, kami tidak perlu khawatir dengan pemberitaan media travelling di AS itu karena penentunya adalah pasar," katanya ketika dihubungi, Senin (2/12).
Sebelumnya, Foodors.com dalam pemberitaannya menyebutkan wisata Komodo di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat dan Bali dalam daftar daerah wisata yang tidak disarankan untuk dikunjungi pada 2020.
Menurut Abed, berpengaruh atau tidaknya pemberitaan tersebut terhadap kunjungan wisatawan manca negara ke Komodo tergantung kepada pembaca atau wisatawan itu sendiri. "Karena ada juga media yang justru menyebut destinasi wisata Komodo dan Labuan Bajo sebagai destinasi terbaik seperti dari Lonely Planet, sehingga tergantung pada pembaca itu sendiri," katanya.
Dia mengatakan tidak khawatir wisatawan manca negara ke Komodo menurun akibat pemberitaan karena pasar atau wisatawan sendiri yang akan menentukan ke mana mereka ingin berwisata. "Jadi kuncinya pada pasar itu sendiri, bukan tergantung pada pemberitaan satu media saja tentunya," katanya.
Menurut dia, mengenai pemberitaan positif atau negatif tentang wisata Komodo justru bagus sebagai promosi. Artinya, kata dia, ada destinasi wisata unggulan dari NTT yang sedang diperbincangkan di tingkat manca negara.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi NTT melalui Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT Marius Ardu Jelamu mengatakan, pemberitaan Foodors.com, media travelling di AS tersebut tampaknya tidak berpengaruh terhadap minat kunjungan wisman dari berbagai belahan dunia untuk berwisata ke Komodo.
"Faktanya saat ini sudah banyak wisatawan yang siap menjadi keanggotaan (members) untuk mengunjungi Pulau Komodo pada 2020," katanya secara terpisah. Mantan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT itu mengatakan, pemberitaan media daring itu tidak berdampak pada pembangunan wisatawan di NTT termasuk Pulau Komodo yang merupakan destinasi wisata langka di dunia.