REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Nusa Tenggara Timur mendukung penataan kembali daya tampung wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat. Penataan daya tampung sejalan dengan keinginan pemerintah membatasi jumlah wisatawan.
"Upaya pemerintah sudah benar untuk memperhatikan daya tampung wisatawan ke Taman Nasional Komodo," kata Ketua Asita Provinsi NTT Abed Frans. Rencana penataan daya tampung wisatawan ke Taman Nasional Komodo untuk menjaga keberlangsungan ekosistem di destinasi wisata yang terkenal sebagai habitat satwa purba Komodo (Varanus komodoensis).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo, di Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, akan dibatasi. Alasannya daerah itu menjadi kawasan konservasi.
"Kita ingin nanti misalnya Pulau Komodo betul-betul lebih ditujukan untuk konservasi. Sehingga turis di situ betul-betul kita batasi, ada kuota, bayarnya mahal. Kalau tidak mampu bayar tidak usah ke sana," katanya kepada wartawan di Pulau Komodo di bulan Juli 2019.
Abed mengatakan, sebagai pelaku usaha wisata yang melayani kunjungan wisatawan pihaknya terus memberikan perhatian serius terhadap keberlangsungan hidup ekosistem di setiap objek wisata sebagai aset utama untuk menarik minat kunjungan wisatawan. Pemilik operator tur PT Flobamor Tours itu mengatakan, yang namanya Taman Nasional itu harus betul-betul dijaga ekosistem yang ada di dalamnya.
Mengenai wisata Taman Komodo yang akan dijadikan sebagai destinasi superprioritas, Abed juga mengapresiasi hal tersebut.
Akan tetapi, menurut dia, hal itu hanya untuk Pulau Komodo saja sebagai habitat utama kadal raksasa itu. Pembatasan namun tidak termasuk Pulau Rinca dan pulau lain di dalam kawasan itu.
"Jadi untuk destinasi superprioritas bukan keseluruhan dari Taman Nasional Komodo itu. Tapi hanya di Pulau Komodo," tegasnya.