REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menghormati orang lain adalah sikap yang sangat baik dan bermanfaat. Tak hanya mengurangi jumlah orang yang memusuhi, sikap ini membantu seseorang lebih berkembang, lebih dewasa, dan berpengetahuan.
Saat ini, banyak orang yang membuang urat saraf dan waktunya hanya untuk menimbun kebencian dan menyimpan dendam terhadap orang lain. Pikiran negatif dan emosi destruktif biasanya hanya berujung pada penderitaan dan kesengsaraan.
ROLers, berikut adalah perlunya sikap menghormati orang lain, meski musuh sendiri, dilansir dari Womanitely, Rabu (22/10).
1. Menghormati bukan tanda kelemahan
Hormat terhadap musuh akan menunjukkan bahwa Anda lebih kuat. Ketika Anda merasa antipati pada musuh Anda, cobalah untuk tetap dingin dan menjaga emosi tetap netral. Dengan menghormati orang lain, maka seluruh situasi tegang dapat ditangani. Banyak komunikasi baik dibangun berlandaskan sikap saling menghormati, membuat diri sendiri merasa percaya diri dan puas.
Sangat penting untuk mulai berpikir efisien. Jika Anda tidak menghormati orang lain, maka orang lain pun tak akan pernah menghormati Anda. Diri sendiri adalah musuh terbesar. Langkah demi langkah harus Anda lakukan untuk menuangkan perasaan hormat pada orang lain, termasuk musuh Anda.
2. Menghormati orang lain menjadikan hidup lebih berpengalaman
Musuh itu sama dengan rintangan hidup lainnya, bisa menjadi guru terbaik. Semua orang tahu bahwa siapapun bisa memberikan pengaruh positif atau negatif pada orang lain. Sayangnya, kita cenderung fokus pada pengalaman negatif dibandingkan pengalaman positif. Akibatnya, kita tidak bisa belajar dari kegagalan.
Hal yang sama terjadi misalnya dalam kasus berikut. Seorang murid begitu benci dengan guru bahasa asingnya. Dia adalah guru yang sangat disiplin, galak, dan suka memberikan pekerjaan rumah yang sulit. Murid tersebut pada akhirnya meraih hasil positif. Kini, dia menggantikan rasa benci itu dengan rasa syukur.
Bahkan, di kemudian hari sang murid mengucapkan terima kasih pada gurunya. Berkat didikan dan kedisiplinan gurunya itu, si murid kini bisa melakukan perjalanan ke seluruh dunia karena dia mampu berkomunikasi dengan orang-orang asing. Kisah hidup ini membuktikan bahwa musuh terburuk sekalipun bisa menjadi guru terbaik.
Anda perlu yakin bahwa memiliki musuh bukanlah hal yang buruk karena di sana banyak keuntungan dan kerugiannya.