REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setidaknya ada 11 rahasia yang membuat novel “Ayat-Ayat Cinta” (AAC) sukses dan menjadikan penulisnya, Habiburrahman El-Shirazy, sebagai miliarder. Pertama, orisinalitas. Kedua, detil yang menggoda.
Contoh detil, tentang rumah-rumah penduduk di Mesir, berbentuk flat. ‘’Rumah-rumah penduduk tampak kotak-kotak tak teratur seperti kardus berjejer tak teratur.’’ (hlm 54)
Naik metro melalui stasiun bawah tanah (Mahattah) yang sangat dibanggakan oleh orang-orang Mesir. ‘’Orang-orang Mesir sering menyombongkan diri begini, ‘Kalau Anda berada di mahattah Metro Tahrir atau Ramsis itu sama saja Anda berada di salah satu mahattah metro kota Paris.’’ (hlm 33)
Orang Mesir makannya banyak. Satu ekor ayam untuk satu atau dua orang (bandingkan dengan Indonesia: satu ekor ayam untuk satu keluarga): ‘’Sekali-kali kita jadi orang Mesir beneran, satu ayam untuk dua orang,’’ komentar Rudi. (hlm 71)
Hobi orang Mesir. ‘’Orang Mesir paling suka berbicara masalah bola. Terutama membicarakan persaingan tiga klub besar Mesir yaitu Ahli, Zamalek dan Ismaili.’’ (hlm 34)
Orang Mesir hobi bicara. ‘’Orang Mesir memang suka bicara. Kalau sudah bicara ia merasa paling benar sendiri.’’ (hlm 36)
Orang-orang Mesir senang membaca Alquran di mana saja. ‘’Orang-orang membaca Alquran di metro, di bis, di stasiun dan di terminal adalah pemandangan yang tidak aneh di Cairo. Apalagi jika bulan puasa tiba. Alquran seakan berdengung di seluruh penjuru kota Cairo.’’ (hlm 36)
Karakteristik orang Mesir yang langsung reda marahnya kalau mendengar kata ‘’Sholli ‘alannabiyyi’’ (mari bershalawat kepada Nabi): "Di mana-mana, di seluruh Mesir, jika ada orang bertengkar atau marah, cara melerai dan meredamnya pertama-tama adalah dengan mengajak membaca shalawat…. Cara ini biasanya sangat manjur.’’ (hlm 44)
Karakteristik orang Mesir yang tidak mau disebut orang yang bukan keturunan atau pengikut Syaikh Muhammad Mutawalli Sya’rawi, seorang ulama yang sangat merakyat, sangat dicintai orang Mesir, serta sangat dihormati di seantero penjuru Arab: ‘’… Kami asli Mesir. Kami satu moyang dengan Syaikh Sya’rawi rahimahullah.’’ (hlm 47)