Ahad 21 Jun 2015 00:43 WIB

11 Rahasia Sukses Novel “Ayat-Ayat Cinta”, Sarat Pesan Mencerahkan (bagian 4)

 Penulis, Habiburrahman El Shirazy saat membacakan salah satu penggalan pada bedah buku Api Tauhid di Islamic Book Fair, Landmark, Kota Bandung, Sabtu (6/6).  (foto : Septianjar Muharam)
Penulis, Habiburrahman El Shirazy saat membacakan salah satu penggalan pada bedah buku Api Tauhid di Islamic Book Fair, Landmark, Kota Bandung, Sabtu (6/6). (foto : Septianjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Novelis Habiburrahman El-Shirazy kembali hadir menyapa pembaca setia Harian Republika melalui cerita bersambung berjudul “Ayat-Ayat Cinta 2”. Cerita bersambung ini merupakan  sekuel (lanjutan) novel “Ayat-Ayat Cinta” yang diterbitkan oleh Republika Penerbit.

Novel  yang ditulis oleh alumnus Al-Azhar University Kairo, Mesir itu menggebrak perhatian khalayak dan sampai saat ini masih bertengger sebagai salah satu novel Indonesia terlaris. Apa sebetulnya rahasia sukses novel “Ayat-Ayat Cinta”? Setidaknya ada 11 rahasia yang membuat novel “Ayat-Ayat Cinta” sukses dan menjadikan penulisnya sebagai miliarder.

Kunci sukses pertama novel AAC adalah orisinalitas. Kedua, detil yang menggoda. Ketiga, konflik yang kuat. Keempat, unsur jenaka yang menghibur.  Kelima, penuh kejutan. Keenam, penyelesaian yang melegakan.

Kunci sukses ketujuh novel AAC  adalah sarat  pesan yang mencerahkan. Misalnya, sikap tawadhu (rendah hati). ‘’Panggilan ‘Syaikh’ tidak membuatnya lantas merasa canggung untuk ikut sepakbola setiap Jumat pagi bersama anak-anak muda…. Syaikh Ahmad adalah ulama muda yang unik.’’ (hlm 31)

Pentingnya bagi seorang Muslim untuk selalu dekat dengan masjid, kapan pun, di mana pun, dan dalam keadaan bagaimanapun. ‘’Nikmat rasanya jika sudah berada di dalam masjid.’’ (hlm 30)

Shalat adalah ibadah yang terindah dan ternikmat bagi seorang Muslim. Shalat juga mempunyai hikmah relaksasi. ‘’Aku istirahat dengan melakukan shalat. Ketika sujud kepala terasa enak. Darah mengalir ke kepala. Syaraf-syarafnya menjadi lebih segar.’’ (hlm 164)

Hindari tidur setelah shalat Shubuh agar tidak kehilangan berkah: ‘’Aku termasuk orang yang anti tidur langsung setelah shalat Shubuh. Aku tidak mau berkah yang dijanjikan Baginda Nabi di waktu pagi lewat begitu saja…. Jadi seandainya semalam begadang dan mata sangat lelah, tetaplah diusahakan shalat Subuh berjamaah, membaca Alquran, dan sedikit tadabbur. Semoga yang sedikit itu menjadi berkah. Barulah tidur. Jika bisa tahan dulu sampai waktu dhuha dating, shalat Dhuha baru tidur.’’ (hlm 80)

Pentingnya berdakwah dengan cara bijaksana dan contoh yang baik, khususnya berdakwah kepada non-Muslim (contoh kejadian di metro, saat berhadapan  dengan orang Amerika):

‘’Telingaku paling alergi mendengar caci-mencaci, kata-kata kotor apalagi umpatan melaknat. Tak ada yang berhak melaknat manusia kecuali Tuhan. Manusia jelas-jelas telah dimuliakan oleh Tuhan. Tanpa membedakan siapa pun dia.’’ (hlm 40)

Harta terbaik adalah istri yang salehah. ‘’Adakah rezeki yang lebih agung dari seorang gadis salehah yang jika dipandang menyejukkan jiwa bagi seorang pemuda?’’ (hlm 202) 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement