REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah penelitian terbaru mencoba mencari tahu mengapa seseorang bisa selingkuh dari pasangannya. Melalui video berjudul The Science of Cheating yang dibuat untuk AsapScience, Mitchell Moffit dan Gregory Brown mencoba menjelaskan.
Dari 100 persen populasi mamalia, hanya tiga persen yang bisa hidup dengan satu pasangan selama hidupnya. Jumlah ini termasuk mamalia jenis manusia.
Moffit dan Brown mengklaim bahwa kode genetik untuk reseptor atau penerima dopamin memainkan peran cukup signifikan pada kecenderungan seseorang untuk setia pada satu pasangan, baik laki-laki maupun perempuan. Gen ini mengendalikan pusat kesenangan pada otak yang melepaskan hormon bahagia.
Hormon bahagia ini biasanya dihasilkan setelah makan, berhubungan intim atau melakukan hobi. "Satu penelitian menemukan bahwa 50 persen manusia yang memiliki alel panjang untuk gen ini pernah berselingkuh," kata Moffit dan Brown.
Sementara, orang dengan alel pendek pada gen yang sama hanya 22 persennya berselingkuh. "Tipe alel panjang ini membawa pada kecenderungan seseorang suka mengambil risiko dan memiliki kelakukan yang adiktif seperti peminum alkohol," kata mereka.
Selain tipe alel, hormon vasopresin juga dinilai memiliki peran. Hormon ini berpengaruh pada rasa percaya, empati dan ikatan sosial. Pada 2014, sebuah penelitian pada 7.000 anak kembar menemukan bahwa perempuan yang selingkuh memiliki tipe gen yang mengkodekan reseptor vasopresin.
Maksudnya, level rendah vasopresin mempengaruhi perilaku untuk berselingkuh. Dalam sebuah penelitian terpisah, seseorang yang secara langsung disuntikkan hormon vasopresin terbukti meningkatkan perilaku untuk monogami.
"Selain itu, uang juga menjadi faktor dalam perselingkuhan," kata video Science of Cheating. Laki-laki yang memiliki pendapatan lebih besar dalam jumlah yang signifikan, cenderung berselingkuh. Laki-laki dengan pendapatan yang jauh lebih kecil dari istrinya juga cenderung berselingkuh.
"Pasangan dengan gaji yang hampir sama cenderung tidak berselingkuh," kata video. Video ini menekankan bahwa faktor-faktor dalam kehidupan seperti tingkat emosional juga bisa memiliki peran. "Tapi bagaimana pun, selingkuh sangat terkait dengan biologi dan genetik," kata video menyimpulkan, dikutip dari Daily Mail.