REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pelaku pembuat batu nisan Donald Trump di Central Park New York, Amerika Serikat akhirnya menunjukkan diri. Pelakunya adalah seniman Brian Andrew Whiteley (33 tahun). Pada 27 Maret, ia secara diam-diam meletakkan batu nisan dengan nama bakal calon Presiden AS dari Partai Republik tersebut.
Pada Senin (9/5) lalu, petugas polisi dan agen Secret Service mendatangi apartemennya di Brooklyn. Misteri pelaku pemasang batu nisan itu pun terungkap. Whiteley pun memberanikan diri maju ke publik dan ditampilkan dalam koran The New York Times.
"Itu (interogasi) sangat mengintimidasi," katanya dalam wawancara usai pemeriksaan seperti dikutip The Malay Mail Online, Rabu (11/5). Meski begitu, Whiteley mengaku proyek seni yang ia lakukan tak sia-sia. Ia juga bertekad akan tetap melakukan berbagai proyek seni gerilya kembali.
Whiteley hingga saat ini tidak dituntut atas tindakan kriminal. Tim sukses Trump pun belum melayangkan komentar atas tindakan Whiteley tersebut.
Whiteley mengaku, simbol batu nisan bukan berarti ia ingin Trump mati. Ia mengaku, itu adalah sebuah pesan seni.
"Saya kira satu-satunya hal yang bisa memberikan pengaruh pada orang yang membangun bangunan, berbicara dengan kencang, dan merisak di lapangan bermain adalah dengan mengingatkannya pada kematian," ujar Whiteley.
(baac: Tak Suka, Rolling Stone Kecam Donald Trump)