Sabtu 01 Jul 2017 22:14 WIB

Tips Menulis Novel dari Kang Abik dan Helvi Tiana

Novelis Habiburrahman El Shirazy atau Kang Abik tampil bersama dengan Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi
Foto: Adji/Republika
Novelis Habiburrahman El Shirazy atau Kang Abik tampil bersama dengan Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Habiburrahman El Shirazy dan Helvi Tiana Rosa adalah dua novelis terkemuka Indonesia. Habiburrahman El Shirazy atau biasa dipanggil Kang Abik telah menelurkan novel-novel mega best seller, seperti Ayat-Ayat Cinta 1 dan 2, Ketika Cinta Bertasbih 1 dan 2, Dalam Mihrab Cinta, Cinta Suci Zahrana, Bumi Cinta dan Api Tauhid. Novel-novel tersebut telah terjual jutaan copy. Sebagian besar novel karya Kang Abik telah difilmkan maupun disinetronkan dan berhasil menjadi film box office maupun sinetron terbaik.

Helvi Tiana Rosa adalah pendiri Forum Lingkar Pena, sebuah komunitas penulisan  terbesar di dunia. Ia telah menerbitkan 55 judul buku. Salah satunya, yang merupakan novel masterpiece berjudul Ketika Mas Gagah Pergi, telah difilmkan. Dosen UNJ itu adalah penerima 40 penghargaan nasional dan masuk dalam 500 Wanita Muslim Paling Berpengaruh di Dunia.

Sebagai penulis yang sukses, Kang Abik maupun Helvi tak pernah pelit berbagi ilmu di bidang penulisan. Salah satunya dilakukan oleh Kang Abik pada acara Meet & Greet Bersama Habiburrahman El Shirazy di Islamic Center NTB Mataram, Ahad (11/6).Acara yang merupakan rangkaian Pesona Khazanah Ramadhan itu juga menampilkan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Zainul Majdi.

Helvi juga dengan senang hati mengungkapkan rahasia sukses menjadi penulis saat menjadi nara sumber Muslimah Fair 2017 bertajuk “Dengan Pena, Wanita Menginspirasi Dunia” yang diadakan oleh PT Surveyor Indonesia (PTSI) di Jakarta, Selasa (13/6). Ia tampil bersama artis pemeran film Ketika Mas Gagah Pergi dan Duka Sedalam Cinta, yakni Hamas Syahid.

Salah satu kekuatan utama Kang Abik dalam menulis novel adalah kepiawaiannya membuat judul. Ia selalu mampu memadukan dua kekuatan, yakni spiritualisme  dan romantisme (cinta), sehingga judul novel-novelnya selalu menggugah hati. Sebut saja, Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Dalam Mihrab Cinta, Bumi Cinta,  Cinta Suci Zahrana dan Bidadari Bermata Bening.

Kekuatan berikutnya adalah kejelian Kang Abik dalam memilih nama tokoh-tokohnya. Ia selalu menghadirkan nama tokoh-tokoh novel yang indah dan mengundang decak kagum para penggemarnya. Sebut saja, Aisha (Ayat-Ayat Cinta), Anna Althofunnisa (Ketika Cinta Bertasbih), Firdaus Nuzula (Api Tauhid) dan Ainul Mardhiyah (Bidadari Bermata Bening).

Bicara soal pemilihan nama tokoh itu, Kang Abik mengaku punya cara tersendiri. “Saya menyiapkan puluhan bahkan lebih 100 calon nama tokoh, sampai saya mendapatkan nama yang paling pas di hati saya. Bagi saya, membuat nama tokoh dalam novel itu sama dengan memilihkan nama untuk anak. Harus sungguh-sungguh dan terbaik. Nama tokoh itu harus mempunyai arti tertentu. Dan nama tokoh itu harus saya sukai. Seorang penulis harus menyukai tokoh yang ditulisnya,” papar novelis alumnus Al Azhar University Kairo, Mesir itu.

Langkah berikutnya untuk menjadi penulis yang sukses, kata Kang Abik, menulis sesuatu yang disukai. “Tulislah sesuatu yang kita sukai, karena hal itu akan memudahkan kita untuk mengerjakannya,” tuturnya.

Tips lain yang tidak kalah pentingnya adalah seorang penulis harus disipilin. “Kalau Anda ingin menjadi penulis yang sukses, Anda harus disiplin menulis. Anda harus punya target yang jelas, misalnya dalam waktu sekian bulan harus selesai satu novel dengan tebal 300 halaman. Anda harus disiplin menulis setiap hari. Kalau waktunya sudah mepet sementara naskah tersebut belum selesai, Anda harus lembur. Kalau perlu, cuti dari pekerjaan untuk menyelesaikan naskah tersebut,” ujar Kang Abik.

Soal pentingnya disiplin dalam menulis juga ditekankan oleh Helvi Tiana Rosa. “Kalau Anda ingin menjadi penulis yang sukses, Anda harus disiplin menulis setiap hari. Kalau setiap hari Anda menulis satu halaman, maka dalam waktu satu tahun Anda mampu menghasilkan naskah buku setebal 365 halaman,” kata Helvi.

Helvi menambahkan, seseorang yang ingin menjadi penulis yang berhasil harus menyiapkan waktu khusus untuk menulis. “Menulis itu membutuhkan waktu. Karena itu, luangkan waktu  setiap hari untuk menulis. Bukan mencari waktu luang baru menulis,” tuturnya.

Helvi menegaskan, semua orang bisa menjadi penulis, asalkan mau bersungguh-sungguh berlatiha menulis setiap hari. Bakat mungkin dibutuhkan, tapi  bukan yang utama. “Saya berani mengatakan, untuk menjadi penulis yang sukses, dibutuhkan 10 persen bakat, sedangkan 90 persen adalah tekad dan latihan,” ujar penulis yang juga produser film itu.

Perlukah membaca buku-buku teori menulis? Menurut Helvi, boleh-boleh saja, tapi tidak harus dilakukan pada awal seseorang memutuskan untuk menjadi penulis. “Membaca dan mempelajari teori atau teknik menulis itu belakangan. Yang penting, menulislah dulu. Kita bisa menulis lancer tergantung jam terbang. Karena itu, teruslah menulis secara disiplin setiap hari,” papar Helvi Tiana Rosa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement