REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketika kita berbicara tentang kebahagiaan, kita berpikir untuk selalu bahagia sepanjang hari, setiap hari, setiap menit dan jauh dari hal negatif. Banyak orang yang mencoba untuk mengejar kebahagiaan secara konstan sebagai tujuannya. Tapi apa arti dari kebahagiaan?
Seperti dilansir dari laman, lifehack.org, semakin Anda memiliki kebahagian justru tidak selalu berarti semakin baik. Sebaliknya, bila Anda hanya memiliki kesempatan merasakan sedikit kebahagiaan, maka Anda akan benar-benar menikmati moment kebahagiaan tersebut.
Jadi, Anda perlu lagi mendefinisikan, apakah bahagia itu berarti memiliki dan merasakan semuanya atau seberapa berharganya apa yang Anda miliki saat ini. Anda juga harus ingat bahwa hanya dengan mengalami kesedihan, Anda bisa lebih mengerti arti bahagia.
Dengan asumsi orang lain selalu senang adalah kesalahpahaman kebahagiaan terbesar. Kebanyakan orang melihat orang-orang yang memiliki kehidupan yang tampaknya sempurna dan menganggap mereka bahagia setiap saat. Sejak kecil, kita dikondisikan untuk mengejar gagasan 'bahagia selamanya' yang kita lihat dalam dongeng. Di media sosial, setiap orang cenderung hanya berbagi aspek kehidupan terbaik mereka (termasuk diri kita sendiri).
Jadi sangat mudah untuk memiliki pandangan yang menyimpang tentang 'kebahagiaan' apa yang ada di sekitar kita. Pada kenyataannya, selalu ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang kurang, atau sesuatu yang tidak menyenangkan. Tidak ada yang memiliki kehidupan yang sempurna. Bahkan, selebriti paling glamor atau miliarder terkaya, setiap orang memiliki tantangan dan masalah tersendiri.
Ketika kita merasa sedih, kita hanya berfokus pada kurva berfluktuasi kecil. Sebagai CEO Lifehack, Leon Ho mengatakan manusia harus menghadapi masalah yang tak terhitung jumlahnya, dan beberapa di antaranya merasa sangat bersedih.
"Selama saat-saat itu, sepertinya masalah ini akan menjadi kehidupan atau kematian perusahaan saya dan tujuan hidup saya. Tapi aku berhasil melewatinya, dan berminggu-minggu, berbulan-bulan dan akhirnya bertahun-tahun berlalu dengan banyak pasang surut," ungkapnya.
Wajar jika kita ingin bahagia sesering mungkin. Jadi apa yang bisa kita lakukan?
Pertama, buang keyakinan bahwa hidup yang sempurna berarti kebahagiaan. Anda justru akan menderita jika semuanya sempurna. Jika hidup itu sempurna, Anda tidak akan bisa berempati. Jika hidup itu sempurna, Anda tidak akan tumbuh.
Untuk benar-benar bahagia, berhenti mengejar kebahagiaan permanen. "Yang saya maksud adalah, terimalah bahwa akan terjadi pasang surut sepanjang hidup. Dengan anggun mengerti bahwa kebahagiaan adalah fluktuasi kejadian positif dan negatif," ucapnya.
Pahami pentingnya rasa syukur. Alih-alih berfokus pada saat yang tidak menyenangkan sekarang, nyalakan kembali kenangan Anda saat Anda memiliki atau tidak memiliki sesuatu.