Senin 31 Jul 2017 07:27 WIB

Uji Coba Kosmetik tanpa Hewan Kini Bukan Barang Mahal

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Parfum White Musk terbaru dari The Body Shop.
Foto: Republika/Desy Susilawati
Parfum White Musk terbaru dari The Body Shop.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejauh ini produk kosmetik juga produk obat-obatan kerap melakukan uji coba dengan menggunakan hewan percobaan. Mulai dari kelinci, hamster, tikus dan hewan lainnya.

Namun, menurut CEO The Body Shop Indonesia, Aryo Widiwardhono, sebenarnya untuk menghasilkan kosmetik yang aman digunakan tidak perlu menggunakan hewan. Semuanya bisa dilakukan dengan teknologi terkini. Seperti yang dilakukan The Body Shop sejak tahun 1989, pihaknya telah melakukan kampanye untuk mengakhiri pengujian hewan untuk keperluan kosmetik.

PR Manager The Body Shop Indonesia, Ratu Maulia Ommaya mengatakan teknologi yang digunakan untuk menggantikan hewan sebagai media uji coba kosmetik adalah dengan menggunakan episkin. Ini adalah teknologi untuk menciptakan kulit sintetik tapi dibuat berbagai macam jenis kulit. Seperti kulit manusia diseluruh dunia. “Jadi ada sesuai warna, ada sesuai jenisnya, kalau yang muka lebih ke kulit kering, normal, sensitif dan sebagainya. Dan dia akan bereaksi sampai 80 persen  akurasinya terhadap bahan-bahan yang dicobanya,” jelasnya,

Teknologi ini ketika baru pertama kali muncul dan dipakai, harganya otomatis mahal. Namun, sekarang karena akhirnya banyak perusahaan yang memakai teknologi itu, otomatis harganya jadi lebih murah. “Jadi ini makanya kenapa sekarang benar-benar didorong sampai 8 juta orang di seluruh dunia untuk yang peduli terhadap kesejahteraan hewan untuk bergabung dan menandatangani petisi kami. Kalau tahun sebelumnya Uni Eropa saja, tahun ini mau seluruh dunia karena sudah tidak alasan lagi masih pengetesan di binatang. Dari segi harga sudah enggak karena sekarang lebih murah,” ungkapnya.

Menurutnya, alasan utama pihak The Body Shop mengajak perusahaan kosmetik lain untuk tidak lagi menggunakan hewan untuk uji coba. "Perusahaan yang beretika itu seharusnya tidak mengorbankan makhluk hidup untuk keperluan bisnisnya. Lagipula pilihan alternatifnya pun sudah ada. Jadi tidak ada alasan untuk menggunakan hewan lagi.”

White Musk Baru

The Body Shop Indonesia juga baru meluncurkan wewangian dari rangkaian White Musk yang telah menjadi produk ikonik The Body Shop selama lebih dari 30 tahun. Mereka menghadirkan White Musk L'eau untuk melengkapi rangkaian White Musk sebelumnya.

White Musk L'eau merupakan wewangian terbaru dengan keharuman buah pir yang segar. Sama seperti rangkaian White Musk lainnya, White Musk L'eau menggunakan musk sintetis. "Tidak ada hewan yang pernah atau akan dirugikan untuk menciptakan parfum dan semua produk The Body Shop," ujar Ratu Ommaya, beberapa waktu lalu.

Rangkaian White Musk pertama kali diluncurkan oleh The Body Shop pada tahun 1981. Tidak hanya menjadi produk best seller, namun juga menuai pujian dari berbagai pihak karena merupakan cruelty-free musk fragrance pertama yang beredar di pasar, tanpa mengekstrak musk dari kelenjar musk rusa jantan.

Aryo Widiwardhono menambahkan peluncuran produk baru ini merupakan interpretasi lebih modern. Karena aromanya lebih floral fruity. Ada buah pir dan bunga. Body shop ingin membuat parfum yang sangat ikonik dari tahun 90-an lebih ikonik.

Harganya mulai dari Rp 209 ribu sampai Rp 499 ribu. Produk ini diluncurkan secara global dan negara lain lebih dulu beberapa bulan dibanding Indonesia. Di Indonesia produk ini baru ada mulai 4 Juli 2017.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement