REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak negara menambahkan elemen kreatif ke bendera nasional mereka, entah itu gambar naga, pedang, atau elang berkelapa dua. Tapi, desain yang hampir tidak ada Anda temukan di bendera nasional negara mana pun di dunia adalah warna ungu.
Dilansir dari Mental Floss, Kamis (2/11), sebuah video keluaran After Skool memecah sejarah rona warna glamor yang dilambangkan ungu ini. Ini bukan karena ungu dianggap ketinggalan zaman, namun lebih berhubungan dengan kepraktisan dan akses mendapatkannya.
Warna ungu pada zaman dahulu diproduksi dari bahan baku satu spesies siput laut yang didapatkan sebagian besarnya dari Laut Tengah. Butuh 10 ribu ekor siput laut untuk menghasilkan satu gram pewarna ungu. Untuk alasan ini, pewarna ungu dianggap lebih berharga dari pada emas sebelum abad ke-19.
Pakaian-pakaian bewarna ungu pada zaman dahulunya dipakai terutama oleh keluarga kerajaan dan keluarga kaya raya. Ini juga yang menyebabkan warna ungu itu mahal karena direfleksikan sebagai warna kerajaan.
Status kasta pada warna ungu berubah setelah 1856, ketika seorang mahasiswa dari British University bernama William Henry Perkin menemukan cara membuat pewarna ungu sintetis. Ini menjadikan warna ungu lebih mudah didapatkan tahun-tahun berikutnya. Itulah alasan mengapa bendera negara-negara yang ada unsur ungu biasanya baru dibuat setelah 1990.
Saat ini, hanya ada dua bendera negara yang mengandung warna ungu di dalamnya, yakni Dominika dan Nikaragua. Spanyol pernah menggunakan warna ungu di benderanya pada 1931–1939.
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement