Selasa 21 Aug 2018 08:32 WIB

Panggilan Tepat Pengaruhi Reaksi Kucing Peliharaan

Sikap acuh kucing saat dipanggil bisa jadi karena namanya kurang tepat.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pengemong kucing. Ilustrasi
Foto: People
Pengemong kucing. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Kucing peliharaan di rumah cenderung sulit dilatih, tidak seperti anjing yang lebih mudah diajari beberapa trik. Begitu pula soal penamaan, tidak jarang kucing enggan menoleh saat namanya dipanggil oleh sang majikan.

Sikap tak acuh demikian memang menjadi sifat dasar hewan domestik tersebut. Namun, menurut dokter hewan asal Vancouver, Kanada, dr Uri Burstyn, bisa jadi itu karena pemilik kucing memberikan nama yang kurang tepat.

"Nama terbaik yang sesuai diberikan untuk kucing adalah yang berakhiran bunyi "ee" (dalam bahasa Inggris). Kucing juga cenderung lebih merespons suara bernada tinggi," kata Burstyn.

Apabila dikonversi dalam bahasa Indonesia, vokal "ee" serupa dengan pengucapan huruf vokal "ii". Dalam sebuah video, Burstyn mencontohkan dua respons berlainan ketika dia memanggil seekor kucing dengan dua nama berbeda.

Pertama, dia memanggil kucing dengan nama Lancelot yang disebutnya bukan pilihan tepat. Kucing lebih merespons ketika nama Lancelot diubah menjadi lebih singkat yaitu Lancey (dibaca "Lensi" dalam pengucapan bahasa Indonesia).

Sebenarnya, rahasia kucing menoleh ada pada nada tinggi yang digunakan ketika nama berakhiran "ii" disebut. Hal itu berkaitan dengan suara melengking bernada tinggi yang dimiliki sebagian besar mangsa alami kucing seperti tikus dan burung.

 

"Posisi telinga kucing yang berdekatan membuat mereka mendengar suara bernada tinggi jauh lebih baik daripada suara bernada rendah," kata dia, dikutip dari laman Metro.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement