REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda sering berbelanja lewat layanan jasa titip atau jastip? Bersiaplah untuk kecewa jika tempat belanja rutin Anda adalah toko resmi Disneyland.
Disneyland berencana mencabut kartu masuk tahunan atau annual pass bagi anggotanya yang sering berbelanja untuk dijual kembali. Para pebelanja biasanya memanfaatkan diskon untuk membeli suvenir saat mengunjungi Disneyland untuk menjualnya kembali di harga lebih mahal.
Disney secara agresif berupaya menghentikan pasar kedua dengan mengejar mereka yang terlibat di dalamnya. Para pebelanja partai besar itu menghalangi tamu lain menikmati suvenir atau barang-barang Disney. Hal tersebut merupakan pelanggaran dari syarat paspor di kartu tahunan.
"Segala manfaat dan diskon adalah untuk kebutuhan personal dan tidak untuk digunakan kebutuhan komersial, termasuk membeli dengan tujuan dijual kembali," tulis persyaratan.
Kartu masuk tahunan dengan harga mulai dari 729 dolar AS hingga 1.149 dolar AS memberi kesempatan pemegangnya diskon 10-20 persen untuk barang-barang di taman bermain. Disneyland mengklaim banyak yang memanfaatkan diskon lalu kedapatan menjualnya lagi secara daring.
"Aturan taman dan kartu tahunan diterapkan untuk melindungi pengalaman seluruh tamu kami," ujar perwakilan Disneyland, Liz Jaeger. Biasanya produk yang laris adalah barang-barang yang terbatas atau limited edition.
Menurut laporan, pengunjung Disneyland tidak terganggu dengan personal shopper. Mereka lebih terganggu dengan flippers atau orang-orang yang berbelanja dalam jumlah banyak dari barang-barang yang terbatas lalu menjualnya lagi di situs lelang. Para flippers menghalangi tamu lain membeli produk yang diinginkan.
Seorang flipper misalnya bisa masuk dan pulang dengan 10 wadah berondong jagung edisi terbatas. Wadah tersebut merupakan salah satu koleksi terbatas yang dirilis Disney di waktu tertentu pula. Seperti wadah berondong jagung Toy Story yang menyebabkan antrian panjang.
Para pedagang jasa titip, sebutan populer di Indonesia untuk flipper, telah menjadi isu internasional. Makin banyak pedagang yang menjajakan barang-barang koleksi terbatas dari Disneyland Paris atau Tokyo.
Disneyland melacak para pebelanja melalui media sosial. Tanpa ragu Disneyland akan melaporkan akun media sosial hingga menonaktivasi akun yang menjual produk Disney, dilansir Fox News, Senin (11/12).