REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsep hunian co-living tampak semakin diminati, khususnya oleh generasi millenial. Meski konsepnya tampak mirip dengan indekos, co-living memiliki beberapa perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan indekos biasa.
Dari segi pengelolaan, indekos biasa umumnya dikelola secara pribadi oleh masing-masing pemilik bangunan. Selain penyewa kamar, indekos biasanya hanya dihuni oleh ibu kos atau penjaga kos.
Sebaliknya, hunian co-living dikelola secara profesional. Dalam satu bangunan hunian co-living akan terdapat staf atau pekerja, petugas keamanan, hingga tim technical engineering.
"(Staf) yang membantu urusan rumah tangga ini kita training. Bagaimana menghadapi orang, bagaimana menanggapi keluhan," terang Direktur Utama PT Hoppor International Tbk Charles yang mengelola hunian co-living Kamar Keluarga, di Jakarta.
Kamar Keluarga menghadirkan hunian co-living berfasilitas lengkap dengan harga terjangkau.
Charles mencontohkan, layanan dari para staf, petugas keamanan, hingga tim technical engineering di Kamar Keluarga tersedia selama 24 jam. Oleh karena itu, penyewa kamar atau penghuni Kamar Keluarga bisa menghubungi staf maupun tim technical engineering kapan pun dibutuhkan.
"Mau ganti handuk atau AC bermasalah," ujar Charles mencontohkan.
Bila AC kamar indekos biasa mengalami kerusakan, biaya perbaikan umumnya akan ditanggung oleh penyewa kamar. Sedangkan di Kamar Keluarga, tim technical engineering digaji oleh perusahaan untuk memperbaiki kerusakan. Dengan begitu, tidak ada biaya tambahan yang dibebankan kepada penyewa kamar untuk perbaikan AC ataupun hal lainnya.
"Kita menekan cost untuk maintenance rendah banget," lanjut Charles.
Di samping itu, indekos biasa umumnya tidak memiliki kegiatan bersama rutin yang dapat membangun dan memperkuat hubungan antarpenyewa kamar. Sedangkan Kamar Keluarga sebagai hunian co-living, lanjut Charles, rutin mengadakan seminar yang mendatangkan pembicara ahli dan menarik bagi generasi muda.
Kamar Keluarga menghadirkan hunian co-living berfasilitas lengkap dengan harga terjangkau.
"Co-living mau hadirlan supaya mereka punya teman. Punya jejaring di tempat kami," jawab Charles.
Dengan fasilitas lengkap dan nyaman, harga sewa kamar per bulan di Kamar Keluarga tidak jauh berbeda dari indekos konvensional. Kisaran harga sewa Kamar Keluarga ialah Rp 600 ribu hingga Rp 2 juta per bulan. Perbedaan harga bergantung pada lokasi, luas kamar, hingga fasilitas yang terdapat di dalamnya, seperti ada atau tidaknya AC.
Saat ini Kamar Keluarga memiliki total jumlah kamar sebanyak 2.041 kamar yang sudah dan akan beroperasi. Seluruh kamar ini tersebar di 75 lokasi strategis dalam lingkup Jabodetabek dan Bandung yang mudah diakses oleh masyarakat.
Layanan pemesanan Kamar Keluarga bisa dilakukan melalui berbagai aplikasi seperti Traveloka, Tiket.com, Agoda, Booking.com, AirBnB, Airy Rooms, dan Mister Aladin. Dalam waktu dekat, Kamar Keluarga juga bisa diakses melalui aplikasi Kamar Keluarga yang saat ini sudah bisa diunduh oleh pengguna ponsel pintar.