REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak abad ke-13 pohon cendana dan gaharu di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi dua komoditi yang paling dicari oleh pedagang Persia dan Gujarat. Kedua pohon itu dicari karena memiliki nilai jual tinggi untuk bahan baku parfum.
Menurut Budayawan Bona Beding, cendana dan gaharu sudah mulai diburu sebelum kedatangan Portugis ke Indonesia pada tahun 1500-an. "Jadi sebelum Portugis masuk ke Indonesia untuk mencari rempah, cendana dan gaharu sudah diburu oleh pedagang Gujarat dan Persia," kata Bona dalam diskusi di Pekan Kebudayaan Nasional, Istora Senayan Jakarta.
Oleh pedagang persia dan Gujarat ini, kata Bona, cendana dan gaharu diperkenalkan kepada dunia. Mengingat, jangkauan perdagangan mereka sangat luas. Dia pun, menduga, bermula dari cendana dan gaharu itulah bangsa Eropa mulai datang ke Indonesia.
"Jadi mereka mencari tahu dari mana sumber cendana, gaharu hingga rempah itu. Akhirnya mereka menemukan bahwa sumbernya di Indonesia. Kemungkinan begitu," kata Bona.
Dia menjelaskan, gaharu sebenarnya adalah gumpalan padat berwarna cokelat kehitaman yang menebarkan aroma khusus jika dibakar. Begitupun cendana juga memiliki aroma yang harum.