REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kami, jenama busana Muslim asal Indonesia kembali memamerkan karyanya di Muslim Fashion Festival (Muffest). Tahun ini, Kami mengangkat tema "Cadiya" yang memadukan garis-garis dengan bunga melati.
"Cadiya diambil dari kata “Arkadia” yang memiliki makna orang yang sederhana dan bahagia," kata Creative Director dan Co-founder Kami, Nadya Karina.
Menurut Nadya, garis adalah koneksi antara dua titik dengan variasi tanpa akhir. Garis vertikal cenderung bersifat kaku dan penuh energi, sedangkan garis-garis horizontal memiliki rasa ruang dan istirahat.
"Kombinasi kedua garis, di sisi lain, mengomunikasikan stabilitas dan soliditas”, ungkap Nadya.
Public Relation Manager Wardah Sulika (ketiga kanan) bersama desainer Kami, Nadya Karina (kiri) dan Istafiana Candarini (kedua kiri), perwakilan desainer ETU, Rahma (ketiga kiri) dan desainer Ayu Dyah Andari (kedua kanan) memberikan keterangan saat konferensi pers di Jakarta Convention Center, Sabtu (22/2).
Sementara itu, menurut Nadya, bunga melati memiliki kesan murni. Selain itu, bunga melati juga banyak digunakan dalam ritual acara dan upacara khusus.
"Terlepas dari penggunaan budaya dan agama, keindahan bunga ini terletak pada kesannya yang rendah hati dan aroma yang bersahaja," jelas Nadya.
Kedua elemen yang menjadi inspirasi Kami tersebut dituangkan ke dalam koleksi yang terinspirasi dari palet eye shadow Wardah. Kami memadukan warna hangat terakota, salmon, dan beige dengan sage, navy, dan turquoise.
Tampilan koleksi Cadiya terdiri dari beberapa kombinasi dari atasan, bawahan, luaran serta dress. Rancangannya dominasi cutting simpel ditambah aksen asimetris sebagai twist serta sentuhan bordir dan payet. Koleksi Cadiya pun menjadi gabungan dari edgy look dengansedikit sentuhan feminin dan kesan anggun.
“Hadir dengan sentuhan gaya urban modest wear, Cadiya diharapkan dapat diterima dengan baik dan menjadi salah satu koleksi yang ditunggu-tunggu oleh para pecinta modest fashion Indonesia,” ucap Nadya.