REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Forum Travel Partner Indonesia (FTPI) menggelar halal bihalal tahunan ke-3 di Jakarta, Sabtu (22/7). Acara yang bertema “Sinergitas dan Silaturahim” tesebut dihadiri sekitar 90 travel Muslim. Juga hadir wakil para sponsor, seperti Asuransi Sunlife, Ala Elksar Mesir, dan Hotel Dyar Manasik Makkah.
Hadir pula pada acara ini Ketua Umum FTPI Eddy Hamdi dan Ketua Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) dan Asosiasi Tour Leader Muslim Indonesia (ATLMI) Priyadi Abadi.
“Sinergitas diimbangi dengan peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) travel Muslim dan product knoslwdge sangat menjadi perhatian pengurus FTPI,” kata Sekjen FTPI Budi Darmawan dalam acara yang dipandu oleh Doni Usman dari DSL itu.
Hal senada diungkapkan Ketua IITCF dan ATLMI Priyadi Abadi. Menurutnya, banyak sekali destinasi yang bisa dikemas menjadi wisata Muslim. “Ayo, kita sinergi, sinergi, sinergi. Kita keroyokan membangun wisata Muslim Indonesia dan Dunia. Kita tumbuh berkembang serta sukses bersama,” ujar Priyadi Abadi yang diminta berbagi pengalaman wisata Muslim.
Priyadi mengemukakan, halal saat ini menjadi sebuah industri dan berevolusi. “Industri halal berangkat dari makanan halal, lalu perbankan/asuransi, kosmetik dilanjutkan biro perjalanan/travel dan garmen/pakaian. Saat ini halal menjadi life style atau gaya hidup,” kata Priyadi.
Ia menambahkan, banyak sekali sektor industri mengusung kata halal. Khususnya wisata Muslim, saat ini sedang menjadi trending topik.”Dalam berbagai kesempatan saya tak lelah menyampaikan, pentingnya travel Muslim mengakomodasi kebutuhan Muslim traveller yaitu membuka destinasi di luar haji dan umrah. Hal itu penting agar para Muslim traveller nyaman dalam melakukan perjalanannya karena masalah makanan halal dan shalat merupakan basic dari kebutuhan para Muslim traveller,” papar Priyadi.
Acara halal bihalal itu diisi tausiyah oleh Dr Haikal Hasan, Ia mengupas kondisi terkini Masjid Al-Aqsha, Palestina.