REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid, Jumat (16/6) sore meninggalkan Indonesia menuju Makkah, Arab Saudi. Umroh? Bukan.
Kedatangan Hidayat ke negeri petro dolar itu untuk menghadiri pelantikan dirinya sebagai Anggota Rabithah Alam Islami (Moslem World League/Liga Muslim Dunia).
Menurut Hidayat, sejatinya dia sudah dua bulan lalu diundang untuk pelantikan tersebut. Namun kesibukkannya sebagai Ketua Badan Antar parlemen (BKSAP) DPR membuatnya belum bisa hadir.
Dengan pertimbangan posisi Indonesia di lembaga tersebut sudah lama kosong, Hidayat akhirnya menyempatkan diri untuk menghadiri pelantikan tersebut. Sedianya Hidayat akan dilantik menjadi Wakil Indonesia di Rabithah Alam Islami pada hari Sabtu, (17/6) pagi waktu Makkah.
Hidayat mengatakan, dirinya sebenarnya berat meninggalkan tanah air, terutama Jakarta. Karena banyak undangan dan silaturahim dengan warga Jakarta yang terpaksa dibatalkan.
“Namun saya tidak akan lama, setelah pelantikan saya akan langsung kembali ke tanah air,” katanya sesaat sebelum berangkat.
Hidayat menyatakan, selama ini posisi Indonesia di lembaga dunia Islam itu kosong, setelah mantan Presiden Habibie tidak duduk lagi sebagai anggota di lembaga itu. Wakil Indonesia lainnya yang pernah duduk di lembaga itu adalah M. Natsir, Perdana Menteri Pertama Indonesia. Natsir menjadi anggota RAI pada 1969.
Hidayat menjelaskan, keberadaan Indonesia di lembaga itu sangatlah strategis. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, penting bagi Indonesia untuk mengisi kekosongan wakil di RAI. Pasalnya, RAI merupakan lembaga yang cukup berpengaruh di dunia internasional.
Dengan keberadaan wakilnya di lembaga itu, setidaknya Indonesia memiliki peran strategis dalam diskusi-diskusi dan memberikan masukan guna menyelesaikan beragam persoalan dunia pada umumnya, dan persoalan ummat Islam khususnya.
Sinergi
Keberadaan Hidayat sebagai anggota RAI akan memberikan keuntungan bagi Indonesia, khususnya Jakarta, jika ia terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta nantinya. Setidaknya dirinya dapat membatu meningkatkan hubungan Jakarta dengan negara-negara petro dolar untuk mengembangkan kerjasama dalam bidang pendidikan, kebudayaan, dan juga investasi.
RAI adalah organisasi Islam Internasional yang berdiri Mei 1962 di Makkah. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengelompokkan RAI sebagai organisasi nonpemerintah. Lembaga dan termasuk anggota Unesco, serta anggota pengamat OKI (Organisasi Konprensi Islam).
Tujuan pendirian RAI adalah; menyampaikan risalah Islam dan ajarannya di seluruh dunia, menghilangkan kesan-kesan yang salah tentang Islam dan kaum muslimin, membantu ummat Islam, terutama mereka yang tertindas dan merupakan minoritas dalam menjaga dan menunjukkan hak–hak dan aktivitas mereka yang bersifat keagamaan, pendidikan dan kebudayaan.
Selain itu juga membantu masyarakat Islam dalam meningkatkan dakwah serta mencapai persatuan dan solidaritas Islam. Dan, mendukung perdamaian keselarasan dan kerjasama internasional berdasarkan keadilan dan persamaan.