Jumat 25 Nov 2011 19:23 WIB

Masyarakat Kurang Sadari Pentingnya Tahun Baru Islam

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Johar Arif
Marwan Ja'far
Foto: Antara
Marwan Ja'far

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Indonesia dinilai kurang menyadari pentingnya tahun baru Islam. Hari raya yang jatuh pada awal Muharram itu seharusnya disadari betul manfaatnya sebagai momentum evaluasi diri dan evaluasi kebangsaan agar dapat bangkit dari keterpurukan dan menjadi lebih baik.

"Saat ini masyarakat, terutama umat Islam, masih harus dipompa semangatnya agar menjadi lebih baik," jelas Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Marwan Ja'far, saat dihubungi, Jumat (25/11).

Dia mengatakan ada beberapa gejala bahwa masyarakat kurang memperhatikan pentingnya perayaan tahun baru Islam. Pertama, kurang semaraknya aktifitas kerohanian untuk evaluasi diri untuk menghadapi tahun baru. Padahal, hal ini penting untuk mengamalkan pesan Rasulullah bahwa masyarakat harus berbuat lebih baik dari hari sebelumnya. Kegiatan ini dianggap tidak menarik dan kalah pamor dengan kegiatan-kegiatan keduniaan yang bersifat hedonistik, seperti berpesta, hura-hura, dan lainnya.

Kedua, umat Islam terlalu egois memikirkan dirinya sendiri. Kalaupun bersosialisasi, mereka berkelompok dan sektoral sehingga mengabaikan kelompok lainnya. Dia mengatakan sikap sektoral perlu dihilangkan agar masyarakat dapat membaur tanpa membedakan ras dan agama. "Semuanya harus menyatu untuk menunjukkan Islam sebagai rahmatan lil 'alamin.”

Ia menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan momentum tahun baru Islam untuk memikirkan apa yang sudah disumbangkan untuk pembangunan bangsa. Umat Islam harus mampu bersinergi dengan siapa pun untuk dapat berkontribusi melalui wirausaha atau dengan gagasan kreatif yang tidak dimiliki negara lain dalam bidang pembangunan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement