REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VI resmi ditutup oleh Presiden Joko Widodo. Namun, semangat ukhuwahnya tetap dikobarkan demi kontribusi bagi bangsa dan negara Indonesia.
“Di kota yang bersejarah ini, telah berlangsung sidang-sidang kongres yang dinamis namun tetap dalam semangat ukhuwah. Itulah modal besar merajut kebersamaan umat Islam dalam Indonesia yang majemuk,” kata Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin, Rabu (11/2).
Din menuturkan, KUII merupakan pertemuan puncak seluruh elemen umat Islam se-Indonesia. Acara rutin lima tahunan ini diadakan, kata Din, untuk mengkaji solusi permasalahan umat Islam Indonesia.
Kali ini, permasalahan itu dipetakan ke dalam tiga gatra, yakni politik, ekonomi, dan budaya. Hal ini, ujar Din, tidak lain untuk meningkatkan komitmen umat Islam bagi negara Indonesia.
Din juga menegasakan, umat Islam punya tanggung jawab yang besar untuk menjaga Indonesia dari segala rongrongan, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Komitmen ini, antara lain, harus dimunculkan dengan peneguhan sikap, seperti yang dirumuskan dalam Risalah Yogyakarta, sebagai salah satu hasil KUII VI.