Ahad 08 Nov 2015 18:37 WIB

Anggap Pernikahan tak Sakral Jadi Penyebab Perceraian

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Indah Wulandari
Petugas dari KUA mengajarkan cara ijab kabul kepada warga peserta pernikahan massal gratis di Masjid Mujahidin, Tosari, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (23/10).
Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
Petugas dari KUA mengajarkan cara ijab kabul kepada warga peserta pernikahan massal gratis di Masjid Mujahidin, Tosari, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Tuty Alawiyah menilai kesakralan pernikahan makin menurun belakangan ini dan menjadi salah satu faktor penyebab maraknya perceraian di tengah masyarakat.

"Perkawinan sepertinya belum terlalu dianggap sakral oleh pasangan suami istri saat ini," ujar Tuty ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (8/11).  

Tuty mengatakan, saat ini perceraian mudah terjadi. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu pun khawatir mengingat perceraian memiliki banyak dampak negatif pada keluarga.

Maka, Tuty pun mendukung adanya kursus pra nikah yang diwacanakan Kementerian Agama guna meningkatkan ketahanan keluarga. Ia mengaku, di Singapura dan Malaysia bahkan sudah ada kursus pranikah.

"Perlu ada pemberian informasi pada pasangan yang akan menikah berkaitan dengan agama dan pembentukan keluarga sakinah. Saya kira ini suatu hal yang bagus agar diterapkan di Indonesia," ujar Tuty.  

Tuty menjelaskan, dalam kursus tersebut perlu ditekankan ihwal kebesaran Tuhan dalam pernikahan. Dalam Islam, kata Tuty, urusan menikah dan berumah tangga diatur dengan sangat detil. Bahkan, Imam Ghazali lewat Ihya' Ulumuddin memberikan bab khusus tentang pernikahan.

"Dengan kesadaran tentang Tuhan, mereka (pasutri) bisa lebih menjaga pernikahan dan mengetahui peran masing-masing dalam keluarga."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement