Sabtu 09 Nov 2019 22:06 WIB

Tenun Maumere Yang 'Menyihir'

Pembuatan kain tenun Maumere bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan.

Rep: Ronald Ricardo (cek n ricek)/ Red: Ronald Ricardo (cek n ricek)
Foto: Ashar/Ceknricek.com
Foto: Ashar/Ceknricek.com

CEKNRICEK.COM - Tangan Mama Martina terus menari di antara benang-benang kecil, memperlihatkan keterampilannya menenun di antara kerumunan orang-orang. Jemarinya piawai memilah benang demi benang, menyatukannya, memasukkan benang dengan memakai tabung kecil (legung) dan mengakhirinya dengan hentakan pedang tenun. Kumpulan benang pun rapat menyatu.

Momen keahlian menenun kain mama Martina ini terlihat pada pameran kain di pusat berbelanjaan Sarinah, Thamrin, Jakarta. Pameran ini berlangsung pada beberapa waktu lalu.

Langsung dari Maumere

Mama Martina tidak sendirian, bersama Kletus dan beberapa Ibu lainnya yang berkumpul dalam sanggar "Doka Tawa Tana" Maumere, sengaja datang ke Jakarta hanya untuk mempromosikan kain tenun Maumere.

Kletus mengaku bersyukur pengunjung yang datang membludak. Rasa keingintahuan orang begitu besar.

Foto: Ashar/Ceknricek.com

''Ini berkat Komunitas Cinta Berkain dan Pusat Perbelanjaan Sarinah, mereka memberikan kesempatan kami untuk menampilkan karya dan mempromosikan di sini, terima kasih," ujar Kletus.

Kletus menceritakan ketika dihubungi untuk pameran, ia langsung menyiapkan segala koleksi termasuk alat-alat tenun yang didatangkan langsung dari Maumere.

"Iya, saya sengaja bawa Mama Martina dan langsung dengan alat tenunnya sebagai pengetahuan biar orang-orang juga melihat bagaimana prosesnya," kata  Kletus.

Ia juga mengatakan tak hanya membawa Martina dan alat tenun tradisionalnya saja tetapi juga alat-alat untuk mengeluarkan biji kapas, alat pemintal kapas hingga menjadi kain, juga berbagai pewarna alami.

"Ini alat-alat yang menjadikan tahapan demi tahapan suatu kain tenun khas Maumere bisa terbentuk," ungkap Kletus.

Baca Juga: Kolaborasi Tenun Baduy dan Katun Hadirkan Koleksi yang Ramah Lingkungan

Bapak Kletus memastikan, kain tenun yang dihadirkan benar-benar dikerjakan dengan tangan. Pewarna kain yang digunakan juga dari bahan-bahan alami sehingga ramah lingkungan. Misalnya kunyit untuk membuat benang berwana kuning.

"Warna biru itu kita pakai daun indigo, hijau ada daun lokal di sana kacang hutan. Itu akar mengkudu buat warna merah," paparnya.

Kletus menjelaskan pembuatan satu kain tenun bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan, hal itu tergantung dari ukuran dan motif dari masing-masing kain. Selain itu, faktor cuaca juga memengaruhi lama tidaknya pengerjaan kain tenun.

Jika kita menyentuh kain tenun yang baru jadi maka akan terasa kaku dan kasar. Cletus bilang, hal itu efek dari kanji yang melekat di tiap benang. Selain untuk menjaga warna alami, kanji juga membantu mempermudah proses penenun kain. "Kadang kan orang mengeluh kok kasar namanya kena kanji kalau sudah dicuci berulang kali baru halus kembali," katanya.

Ada puluhan kain yang didatangkan sanggar Bapak Kletus. Pengunjung dapat juga memiliki dengan kisaran harganya mulai dari Rp500 ribu hingga Rp15 juta. Sekali lagi tergantung motif dan panjang kainnya.

Kain Nusantara Mulai Dilupakan

Humas Komunitas Cinta Berkain, Alida Rosita mengatakan pihaknya sengaja mengundang sanggar Doka Tawa Tana untuk ikut pameran. Tujuannya untuk menumbuhkan rasa cinta dan mengenalkan macam-macam kain nusantara.

"Ini momen hari Batik, komunitas kami bekerja sama dengan Sarinah sengaja mengundang Pak Cletus dan Sanggarnya untuk memperlihatkan ada lho jenis lain selain batik," kata Alida.

Foto: Ashar/Ceknricek.com

Menurut Alida, kehadiran penenun tradisional tentu sangat menarik. Sebab pengunjung tidak hanya sekadar membeli tapi juga mengerti bagaimana prosesnya, khususnya untuk generasi milenial. "Kita kasih perhatian lebih lah, ini jauh-juah datang dari Maumere buat sharing ilmu juga kan," tambahnya.

Alida juga menyebut, sebenarnya pameran ini tidak hanya menghadirkan tenun dari Maumere saja, namun ada pula dari berbagai daerah lain.

"Sebenarnya bukan cuman tenun Maumere di pameran ini, ada juga kain-kain dari daerah lain. Coba lihat sendiri, hanya mungkin ini tenun Maumere yang paling unik," kata Alida.

BACA JUGA: Cek FILM & MUSIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini

Editor: Farid R Iskandar

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ceknricek.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ceknricek.com.
Advertisement
Berita Lainnya