Busana Muslim modern kali ini cenderung tidak semelejit tahun-tahun sebelumnya. Meski begitu, tetap saja para pencintanya tak berkurang, bahkan bertambah di negeri ini.
Sama seperti busana pada umumnya, busana Muslim juga ada trennya. Setiap tahun trennya selalu saja berubah. Menurut desainer dan pemilik merek busana Muslim Kami Idea, Nadya Karina, tahun ini trennya masih seputaran gaya simpel atau sederhana, sama seperti tahun sebelumnya.
Namun, lanjut Nadya, pada tahun ini ada ciri tersendiri untuk busananya, yaitu untuk segi potongan atau cutting-nya yang mulai sedikit ramai. Beberapa gaya busananya mulai menampakkan banyak ornamen dan atribut lainnya yang digunakan para desainer.
"Kalau tahun lalu lurus-lurus saja. Tahun ini cutting-nya mulai ramai lagi. Mungkin orang sudah bosan dengan yang terlalu simpel," ujar Nadya Karina kepada Republika saat ditemui di kantornya, Senin (4/1). Salah satu contoh yang disodorkan Nadya adalah baju yang potonganya asimetris. Potongan baju tersebut, khususnya bagian lengannya berbentuk raffle dan lainnya.
Bukan hanya busana Muslim yang masih tren dengan gaya yang simpel, tapi juga untuk kerudungnya. Istafiana Candarini yang juga desainer dan pemilik lainnya dari merek Kami Idea mengatakan, untuk tren jilbab masih dengan model yang sederhana dan praktis cara menggunakannya. Banyak orang yang memilih jenis kerudung yang tidak rumit dikenakannya. Walaupun, tak menutup kemungkinan ada juga kerudung dengan drapery ala Kami Idea.
Untuk segi model, ada jilbab segi empat dan ada yang pashmina. Ada yang warna polos dan motif. "Untuk yang segi empat biasanya untuk orang-orang yang lebih tua," tambah Afina Candarini yang juga pemilik merek ini.
Dan, untuk bahan kerudung atau jilbab, masih dengan bahan-bahan yang mudah digunakan, salah satunya bahan crepe. Ada pula kerudung bahan satin untuk yang bermotif. Dan, untuk yang polos ada yang berbahan ceruti, polyester, dan lainnya.
Warna membumi
Untuk merek Kami Idea sendiri, menurut Istafiana, sebenarnya mereka tidak selalu mengikuti tren. "Sebab, tren adalah ciptaan orang, bahkan bisa jadi hanya tebak-tebakan. Orang berpengaruh menentukan tren 2016," ujarnya.
Merek Kami Idea lebih mengikuti ciri khas mereka. Walaupun, tidak menutup kemungkinan ada unsur tren yang memengaruhi. "Ciri khas kami ada di warna dan motif. Warna yang lebih membumi dan motif-motif flora," katanya.
Pada 2016, merek Kami Idea akan mengeluarkan tiga motif baru yang terinspirasi dari alam. "Kami akan keluarkan motif bunga, garis, dan africano," jelasnya. Motif barunya ini mereka desain sendiri untuk mendapatkan busana-busana yang berkarakter membumi.
Koleksi terbarunya ini akan keluar pada Februari 2016. Berbagai koleksi terbarunya hadir dengan warna-warna yang natural, seperti warna cokelat dan lainnya. "Kami juga hadirkan warna-warna tenang," katanya.
Rekannya, Afina Candarini, mengatakan, mereka memilih warna-warna tersebut agar bisa dipakai pada semua musim di Indonesia, baik musim kemarau maupun musim hujan.
Sementara, untuk segi bahan mereka tetap memprioritaskan bahan-bahan yang ringan, jatuh, tidak terlalu panas, dan tidak mudah kusut. "Kami juga ada koleksi busana dengan bahan katun untuk Line Basic, ada juga yang berbahan crepe untuk Line Signare. Selain itu, ada sifon dan turunannya," kata Istafiana.
Untuk segi model, masih sesuai karakter Kami Idea dan ditambah sedikit sentuhan tren. Karakter busana mereka itu untuk perempuan aktif, dinamis, tapi tetap kelihatan perempuannya. "Tidak terlalu feminin, juga tidak terlalu tegas," ujar Afina.
Misalnya, kata dia, koleksi busana yang bertumpuk atau berlapis dengan bagian luar menggunakan outer dan di dalamnya ada lagi busana lainnya. Untuk segi model, ada jenis dress, atasan, luaran, rok, hingga celana. Bahkan, setiap mengeluarkan koleksi baru, Kami Idea selalu menghadirkan koleksi busana menyusui, paling tidak dua jenis.
Mereka juga sediakan kerudung, baik polos maupun sesuai dengan motif busananya. Untuk warna kerudung, masih dengan warna-warna monokrom, seperti hitam, putih, dan abu. "Kami berusaha buat tren sendiri," ujarnya.
Untuk segi harga, Line Basic dibanderol sekitar Rp 80 ribu sampai Rp 750 ribu, Signare Rp 130 ribu sampai Rp 1,1 juta, dan untuk koleksi Limites sekitar Rp 1 juta sampai Rp 6 juta. n ed: dewi mardiani