Sabtu 29 Jul 2017 09:34 WIB

Menkopolhukam Buka Konferensi Lawan Terorisme Asia Tenggara

Jaksa Agung Australia George Brandis (kanan) bersama Menko Polhukam Wiranto (kiri) menjawab pertanyaan wartawan di Hotel Four Points, Manado, Sulawesi Utara, Jumat (28/7).
Foto: Antara/Adwit B Pramono
Jaksa Agung Australia George Brandis (kanan) bersama Menko Polhukam Wiranto (kiri) menjawab pertanyaan wartawan di Hotel Four Points, Manado, Sulawesi Utara, Jumat (28/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto membuka Konferensi Melawan Terorisme di Kawasan Asia Tenggara, di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Sabtu (29/7).

"Pelaksanaan Sub-Regional Meeting on Foreign Terrorist Fighters and Cross Border Terrorism (SRM FTF-CBT), sangat penting dilakukan," kata Wiranto.

Dia mengatakan pertemuan ini merupakan tindak lanjut salah satu hasil dalam joint statement pada International Meeting on Counter Terrorism di Bali pada 9 Agustus 2016 antara Indonesia dengan Australia. Tujuan dari pertemuan ini memperkuat kerja sama secara lebih fokus dan praktikal-implementatif dengan negara-negara di subkawasan dalam rangka merespons perkembangan terakhir masalah-masalah keamanan di subkawasan Laut Sulu dan Laut Sulawesi.

Dia mengatakan pertemuan ini diikuti oleh negara-negara yang berada di kawasan perairan Sulu yaitu Selandia Baru, Australia, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, dan Indonesia sebagai tuan rumah. Wiranto mengatakan pertemuan ini difokuskan pada bagaimana mempelajari anatomi, kondisi, situasi yang terjadi di Filipina Selatan untuk bersama-sama menanggulanginya.

"Semua negara di Asia Tenggara sepakat untuk tidak mau wilayahnya dijadikan sebagai basis baru ISIS," kata Wiranto. 

Bentuk kerja sama ini, Wiranto mengatakan, akan terus ditingkatkan, karena tidak semua negara menginginkan adanya teroris.

Jaksa Agung Australia Senator George Brandis mengatakan lewat pertemuan ini, mari sama-sama mencegah dan melawan teroris. "Konflik yang terjadi di Marawi, Filipina Selatan perlu mendapat perhatian khusus dari enam negara ini," katanya lagi.

Karena itu, dia mengatakan, Australia bersama dengan lima negara lainnya akan fokus untuk memperkuat keamanan, koordinasi, dan pertukaran pikiran masalah teroris.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement