Ahad 29 Oct 2017 21:59 WIB

Sandiaga: Transportasi Massal Bisa Gunakan Bus Listrik

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Elba Damhuri
Sejumlah bus Transjakarta mengantre di Halte Busway Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (23/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah bus Transjakarta mengantre di Halte Busway Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain berdampak terhadap energi, asap dari bus-bus yang kerap membuat polusi juga berpengaruh terhadap pernapasan. Karena itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan bus-bus transportasi umum akan diintegrasikan dengan bus-bus berbasis listrik.

"Dampaknya, satu, masalah persediaan energi. Lalu juga pernapasan karena situasi udara di Jakarta sudah sangat gawat," ujar Sandiaga saat menghadiri acara Pameran Inovasi Teknologi Fakultas Teknologi Universitas Indonesia (FT-UI) di Gandaria City Mall, Jakarta Selatan, Ahad (29/10).

Pada kesempatan itu, ia melihat-lihat bus listrik buatan alumni FT-UI. Usai melihat-lihat, ia berkata, bus listrik itu diharapkan dapat menunjang transportasi massal di Jakarta

"Ini inovasi anak bangsa dari FT-UI. Beberapa rute metro mini, kopaja, dan lainnya bisa diintegrasikan dengan bus-bus yang berbasis listrik," ujar Sandiaga.

Direktur Operasional PT Transjakarta Daud Joseph yang juga hadir dalam acara itu disebut Sandiaga sudah diberikannya masukan soal itu. Ia ingin Joseph dapat mengkajinya agar bisa direalisasikan.

"Harusnya sudah siap. Akan dipastikan disiapkan sembari jalan. Sebetulnya yang paling penting kendaraan umum yang menyumbang polusi," kata dia.

Soal kapan target rencana itu terealisasi, Sandiaga menyebutkan, ia tidak ingin membebani Transjakarta. Namun, untuk pengkajiannya ia merasa tak akan lama dan masyarakat sudah lama menunggunya.

"Presiden sudah mendukung, Pemprov mendukung. Semoga bisa langsug eksekusi," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement