REPUBLIKA.CO.ID, CISARUA-- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membantah adanya keterlibatan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam polemik dukungan di parpol tersebut. Masalah yang berkembang dinilai sebagai persoalan konstitusional.
Sekjen PPP, Romahurmuzy mengatakan, tidak benar jika JK disebut penyebab perpecahan dukungan partai ke Gerindra. Menurutnya, ia belum pernah berkomunikasi langsung dengan mantan RI 2 tersebut. "Ini hanya soal cara bersikap pengurus yang bertentangan dengan konstitusionalis partai," kata Romy sebelum memulai acara Mukernas ke-3 di Hotel Seruni, Cisarua Bogor, Rabu (23/4).
Namun saat ini, dia mengatakan, sedang ada proses mediasi untuk islah dan menyatukan suara PPP. Dengan mekanisme ini, menurutnya partai berlambang Kabah tersebut berada dalam titik nol, artinya tidak berpihak ke figur atau parpol manapun.
Hasil mukernas ini, kata dia, juga bisa merevisi hasil mukernas ke-2 di Bandung February lalu. Dimana ada 6 calon yang akan mendapat dukungan PPP seperti Jokowi, JK, Din Syamsudin, Khofifah, Isran Noor, dan Jimly Ashiddiqie.
"Pastinya setelah ini, kami akan melakukan komunikasi intensif dengan semua parpol, atau bahkan bentuk koalisi parpol Islam," ujar dia.