REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur lembaga survei Cyrus Network Eko David Afianto mengatakan, hanya Prabowo Subianto yang masih menjadi lawan terkuat Joko Widodo (Jokowi) dalam pilpres 2019. Elektabilitas Jokowi masih di atas 70 persen jika berhadapan dengan nama-nama lain selain Prabowo.
Hal tersebut diungkapkan Eko dalam pemaparan hasil survei Cyrus Network di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (19/4). "Dalam benak publik, berdasarkan kategori top of mind, sejauh ini hanya ada dua nama capres yang mengemuka, yakni Jokowi dan Prabowo. Selisih elektabilitas antara Jokowi dan Prabowo memang cukup jauh," ujar Eko.
Dia menjelaskan, pada simulasi 22 nama capres, elektabilitas Jokowi mencapai 56 persen, sedangkan Prabowo mendapat dukungan publik sebanyak 22 persen. Posisi ketiga ditempati oleh Gatot Nurmantyo dengan persentase elektabilitas sekitar tiga persen.
"Ketika survei kemudian dikerucutkan menjadi 15 nama, hasilnya tetap sama, yakni Jokowi dan Prabowo masih menempati tempat teratas. Hal serupa juga berlaku ketika survei dikerucutkan menjadi hanya lima nama capres. Jokowi tetap unggul, kemudian diikuti oleh Prabowo dengan persentase yang hanya mengalami sedikit perubahan. Memang ada nama-nama capres potensial lain, tetapi elektabilitasnya tetap berkisar antara tiga persen atau kurang dari tiga persen," kata Eko menjelaskan.
Sementara itu, ketika nama Jokowi diadu secara head to head dengan figur-figur capres potensial selain Prabowo, elektabilitasnya masih mencapai lebih dari 70 persen. Namun, ketika nama Jokowi dan Prabowo sama-sama disandingkan sebagai capres, elektabilitas Jokowi di bawah angka 70 persen.
"Jika head to head, Jokowi mendapatkan dukungan 58,5 persen, sementara Prabowo mendapat suara 21,8 persen. Jadi, Prabowo memang tetap masih kompetitor terkuat Jokowi," kata Eko menambahkan.
Survei Cyrus Network digelar pada 27 Maret-3 April dengan jumlah responden sebanyak 1.230 orang dan tersebar di 34 provinsi. Survei dilakukan dengan wawancara langsung secara tatap muka. Tingkat probabilitas survei tercatat mencapai 95 persen dengan margin of error sekitar tiga persen.