REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada hari kedua kunjungannya ke Beijing, Cina pada Kamis (26/3), Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Negara Iriana dan anggota rombongan meninjau sistem transportasi massal terpadu yang menghubungkan antara kereta bawah tanah (subway), kereta cepat, bus dan bandara internasional.
Selain, melakukan peninjauan, Presiden Jokowi juga menyempatkan mencoba kereta cepat yang berangkat dari stasiun subway Dongzhimen menuju terminal 3 Beijing Capital International Airport dengan jarak tempuh sekitar 30 menit, jauh lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan mobil atau taksi yang bisa mencapai 1 jam saat tak macet.
Setelah itu, Jokowi pun mengambil keputusan agar transportasi di kota-kota besar di Indonesia harus mencontoh transportasi di Cina.
Ia mengatakan kota seperti Jakarta yang meliputi Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi); Bandung; Surabaya; Makasar; dan Medan harus memulai membangun Mass Rapid Transport (MRT), dan Light Rail Transit (LRT)
“LRT untuk Jakarta, kemudian Jakarta – Bogor, Jakarta – Tangerang, Jakarta – Bekasi, dan Jakarta – Depok tahun ini harus kita mulai, tadi sudah kita putuskan,” kata Presiden Jokowi seperti dikutip laman setkab.go.id.
Menurut Presiden Jokowi , pembangunan proyek transportasi ini bisa dilakukan dengan bekerja sama dengan negara lain.
“Bisa dengan Jepang, bisa dengan Tiongkok, yang paling penting efisien, kualitasnya paling baik, dan harganya terjangkau masyarakat,” jelasnya.
Selain itu, menurut Presiden, baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga akan diberikan kesempatan yang sama untuk mengerjakan proyek LRT ini.